Kesaksian Tokoh Masyarakat Soal Tewasnya 3 Anggota Brimob di Blora

11 Oktober 2017 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penembakan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Tiga anggota Brimob tewas tertembak saat menjaga lokasi pengeboran minyak PT Sarana GSS Trembul di Blora, Jawa Tengah. Ketiganya tewas dengan luka tembak di tubuh dan kepala.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Karangtengah, Ngawen, Blora, Yasir mengungkapkan, dirinya juga kaget ketika pertama kali mendengar informasi penembakan yang terjadi di PT SGT itu. Dia diberi tahu oleh seorang warga yang bekerja di perusahaan itu.
"kebetulan dari warga kami yang bekerja sebagai security, itu di SGT. Dia kasih informasi kami, Pak ada tembak-tembakan pak Kades, segera lapor polisi. Ini jangan main main betul ga? Lho betul Pak," tutur Yasir pada kumparan (kumparan.com), Rabu (11/10).
Yasir langsung menghubungi pejabat terkait mulai camat, Danramil, Dandim, dan pihak kepolisian. Karena sulit dihubungi, Yasir memutuskan melaporkan kejadian itu ke Bhabimkamtibmas setempat.
Korban penembakan di Blora (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Korban penembakan di Blora (Foto: Dok. Istimewa)
Setelah melaporkan kejadian itu, Yasir menuju ke lokasi penembakan. Di sana pengamanan langsung diperketat. Hanya Dandim Blora yang diizinkan masuk dan melihat ke lokasi kejadian sebelum polisi datang.
ADVERTISEMENT
Yasir akhirnya diizinkan masuk bersama dengan camat dan Danramil setempat. Sesampainya di lokasi kejadian, Yasir melihat jasad korban sudah tergeletak tak bernyawa.
"Kondisinya sudah tergeletak sudah enggak ada nyawanya, sudah bersimbah darah itu tiga-tiganya. Lalu pasang garis polisi, ada garis polisi kedua sehingga yang masuk hanya orang tertentu," jelas Yasir.
Serangkaian pemeriksaan pun dilakukan petugas kepolisian. Yasir berada di lokasi hingga pukul 03.00 WIB. Selama berada di lokasi, Yasir tidak mendapat informasi terkait penyebab terjadinya penembakan itu.
Korban penembakan di Blora (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Korban penembakan di Blora (Foto: Dok. Istimewa)
"Itu mungkin menurut kami, orang itu ada gangguan stres atau gimana. Mungkin sebelum itu ada gesekan, unsur dendam apa gimana. Mungkin secara orang Jawa kadang ambil serut mungkin enggak permisi. Itu bagian dari analisa saya saja. Nyatanya korban sama-sama satu baju, satu regu," tutur Yasir.
ADVERTISEMENT
Informasi yang beredar, cekcok ini berawal dari perebutan penjualan bungkus bekas semen. Untuk pengeboran membutuhkan puluhan ribu bungkus semen.
Saat ditanya terkait kabar itu, Yasir mengaku tidak mendengar isu soal perebutan limbah semen itu. Memang selama ini, perusahaan memperbolehkan warga mengolah sampah nonchemical. Tapi, terkait perebutan bungkus semen, Yasir tidak tahu.
"Setahu saya memang sampah nonchemical bisa dikelola warga. Itu yang saya terima tapi kalau ada informasi bungkus semen malah belum denger. Menurut kami yang punya wilayah, tidak ada polemik dengan masalah itu," ungkap Yasir.
Yasir mengatakan, warga cukup senang dengan kehadiran PT SGT di desa Karangtengah. Warga berharap, ada dampak ekonomi yang positif karena kehadiran PT SGT di sana.
ADVERTISEMENT
"Warga kami sangat terima kasih, sangat membantu senang, sukses, lancar karena itu aset orang banyak. Berharap nanti ada rejeki untuk warga pada umumnya," ucap dia.