Kesaksian Warga soal Musala yang Tak Terbakar di Taman Kota

30 Maret 2018 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musala Nurul Jannah, Kel. Kembangan Utara. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala Nurul Jannah, Kel. Kembangan Utara. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kondisi musala yang masih kokoh berdiri di antara 400 rumah warga yang terbakar di Perumahan Taman Kota, Jakarta Barat, Kamis (29/3) malam, menjadi perbincangan warga. Di sela upaya mengais sisa kebakaran, warga merasa ada hikmah dari peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
Purwanto (46), warga yang rumahnya terbakar, mengatakan api yang muncul selepas magrib itu mulai mendekat ke arah musala sekitar pukul 21.30 WIB. Namun, api tidak menyentuh bagian bangunan musala.
“Padahal rumah saya udah terbakar. Motor saya diparkir dekat di samping musala, juga ikut terbakar,” kata Purwanto kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (30/3).
“Itulah mungkin mukjizat,” sambungnya.
Kebakaran di Taman Kota. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran di Taman Kota. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Musala tersebut bernama Nurul Jannah di RT 16/ RW 65, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Kondisi bangunannya memang tidak terbakar, hanya penampungan air yang setengahnya terkena api.
Padahal, rumah warga di sisi kiri dan kanan musala sudah hangus terpanggang, jaraknya hanya sekitar 1 meter.
Suasana saat itu, diceritakan Purwanto, sudah kacau. Api terus menjalar ke pemukiman warga di area musala. “Api sudah sampai di samping musala. Lihat sendiri kiri dan kanan kan rumahnya, sudah ludes,” imbuhnya.
Purwanto menunjukkan rumahnya yang terbakar. (Foto: Mirsan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Purwanto menunjukkan rumahnya yang terbakar. (Foto: Mirsan/kumparan)
Secara bergotong royong, warga membawa air dari area PAM dan juga dibantu Damkar berusaha menjinakkan api. “Kita terus berusaha siram rumah warga yang di dekat masjid, kita malah khawatir sama rumah warganya karena api terus menjalar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Purwanto, api baru bisa dipadamkan setelah 3 jam kemudian. “Banyak juga bantuan, termasuk dari blok sebelah, ada pakai ember, slang air, dan juga dari damkar,” pugkasnya.
Purwanto menunjuk rumahnya yang terbakar (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Purwanto menunjuk rumahnya yang terbakar (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Di lokasi yang sama, Sarin (45) menyebut, petugas Damkar sempat kehabisan air saat berusaha menjinakkan api di dekat musala. Namun, warga yang laki-laki secara bersama-sama ikut memadamkan api. “Ini kan lokasinya sudah sangat padat warga, jadi (damkar) menuju ke mari susah,” tuturnya.
Sairin mengaku awalnya khawatir musala ikut terpanggang. Namun, kata Sairin, api hanya mebakar tangki penampungan air di dekat masjid. “Itu tangki airnya melepuh, di sebelahnya api sudah besar, apalagi itu rumah kan bertingkat,” tandasnya.
Perjuangan warga memadamkan api dibantu Damkar akhirnya berhenti setelah api berhasil dijinakkan pukul 01.00 WIB. Dalam kebakaran itu, dua orang meninggal dunia, dua petugas pemadam kebakaran alami luka bakar, dan setidaknya 600 kepala keluarga mengungsi.
Anies kunjungi lokasi kebakaran Taman Kota. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies kunjungi lokasi kebakaran Taman Kota. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT