Kesepakatan dengan AS Gagal, Iran Kembali Buka Instalasi Nuklir

28 Juni 2018 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Pembatalan kesepakatan nuklir dengan Iran oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbuntut panjang. Setelah menuai kemarahan dari Ayatullah Khamanei, kini Iran membuka kembali instalasi nuklir yang telah terbengkalai selama sembilan tahun.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, badan energi atom Iran, AEOI, mengatakan pada (Rabu 27/6) instalasi produksi UF6 untuk mesin sentrifugal pengaya uranium di Isfahan kembali dibuka dan barel yellow cake telah dikirimkan ke instalasi tersebut.
Yellow cake adalah nama lain dari bijih uranium yang akan dikonversi menjadi gas bernama uranium heksaflorida atau UF6 sebelum dikayakan. Pabrik UF6 ini sebenarnya sudah tidak aktif sejak 2009 akibat kekurangan yellow cake.
"Iran telah mengimpor yellow cake dalam jumlah besar sejak kesepakatan nuklir 2015," ujar pernyataan AEOI.
Menurut AEOI, dibukanya kembali instalasi ini atas perintah Khamenei. Sejak Trump membatalkan kesepakatan dengan Iran, Khamenei telah memerintahkan AEOI mulai persiapan meningkatkan kapasitas pengaya uranium.
Ayatullah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. (Foto: REUTERS/Morteza Nikoubazl)
zoom-in-whitePerbesar
Ayatullah Khamenei, pemimpin tertinggi Iran. (Foto: REUTERS/Morteza Nikoubazl)
Pembukaan instalasi nuklir di Isfahan masih dalam batas yang diizinkan berdasarkan perjanjian 2015 yang diteken Iran dan negara-negara Barat, salah satunya Amerika Serikat yang saat itu di bawah Barack Obama.
ADVERTISEMENT
Dalam kesepakatan itu, Iran boleh mengayakan uranium hingga 3,67 persen, jauh di bawah angkat 90 persen yang dapat digunakan membuat senjata. Iran juga diminta menjaga stok uranium heksafluorida di angka 300 kg.
Iran membantah tuduhan bahwa mereka tengah mengembangkan senjata nuklir. Menurut Trump, kesepakatan 2015 merugikan Barat dan Iran tetap dapat membuat senjata nuklir.
Saat ini Prancis, Jerman, dan Inggris telah berusaha agar kesepakatan itu tetap terjalin dengan melakukan lobi kepada Trump.
Dengan keluar dari kesepakatan, AS akan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Iran pada Agustus dan November mendatang.