Kesiapan Industri 4.0 Indonesia Dipresentasikan di Swiss

12 Mei 2018 4:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesiapan Industri 4.0 Indonesia di Swiss (Foto: KBRI Bern)
zoom-in-whitePerbesar
Kesiapan Industri 4.0 Indonesia di Swiss (Foto: KBRI Bern)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia telah menyusun peta jalan ‘Making Indonesia 4.0’. Peta industri tersebut dipresentasikan dalam acara Swiss-Asia Chamber of Commerce (SACC) di Zurich, Swiss.
ADVERTISEMENT
“Peta jalan Making Indonesia 4.0, berfokus pada lima sektor utama, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektonik,” ujar Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad dalam rilis kepada kumparan (kumparan.com) Den Haag, Jumat (11/5) sore waktu setempat.
Muliaman menyampaikan presentasi pada 23rd Annual General Meeting atau Pertemuan Tahunan SACC tersebut dihadiri sekitar seratus anggota SACC yang terdiri dari kalangan perusahaan, perbankan, dan pengusaha terkemuka di Swiss.
Acara tahunan tersebut diadakan sejak SACC berdiri pada 1995. Tujuan acara tersebut sebagai ajang berbagi informasi industri di negara-negara Asia bagi kalangan bisnis di Swiss.
Dalam paparannya, Muliaman menjabarkan bahwa Revolusi Industri 4.0 tidak hanya berpotensi luar biasa dalam merombak industri, tapi juga mengubah berbagai aspek kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
“Indonesia telah menyusun peta jalan ‘Making Indonesia 4.0’ yang memberikan arah dan strategi jelas bagi pergerakan industri Indonesia di masa akan datang,” imbuh Muliaman, yang juga Guru Besar Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.
Kesiapan Industri 4.0 Indonesia di Swiss (Foto: KBRI Bern)
zoom-in-whitePerbesar
Kesiapan Industri 4.0 Indonesia di Swiss (Foto: KBRI Bern)
Menurut Muliaman, di samping peta jalan ‘Making Indonesia 4.0’, Indonesia juga memiliki 10 prioritas nasional dalam upaya memperkuat struktur perindustrian Indonesia, terdiri dari perbaikan alur aliran barang dan material, desain ulang zona industry, mengakomodasi standar-standar keberlanjutan.
Juga memberdayakan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan.
“Melalui komitmen serta partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya kementerian dan lembaga pemerintah lainnya, kemitraan dengan pihak swasta dan pelaku industri terkemuka, investor, institusi pendidikan lembaga riset, Indonesia yakin dapat memenangkan Industri 4.0 dengan sukses,” tutup Muliaman.
Kesiapan Industri 4.0 Indonesia di Swiss (Foto: KBRI Bern)
zoom-in-whitePerbesar
Kesiapan Industri 4.0 Indonesia di Swiss (Foto: KBRI Bern)
ADVERTISEMENT
Pertemuan tahunan SACC ke-23 ini juga dihadiri oleh para dubes dari negara-negara Asia lainnya, antara lain Malaysia, Veitnam, Thailand, Filipina, Uzbekistan, Mogolia, dan Taiwan. Mereka mempresentasikan kesiapan negaranya masing-masing dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Dubes Filipina mengutarakan mengenai industri financial technology (fintech) bagi para pekerja migran Filipina di seluruh dunia, Thailand mengundang investasi dan izin bagi tenaga kerja asing masuk ke Thailand tersebut. Sedangkan Vietnam bersiap-siap menjadi tuan rumah untuk World Economy Forum tingkat Asia.