Ketika Pemandu Israel dan Palestina Saling Melengkapi di Yerusalem

13 Februari 2019 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandu wisata di Masjidil Aqsa Noor Awad. Foto: REUTERS/Ammar Awad
zoom-in-whitePerbesar
Pemandu wisata di Masjidil Aqsa Noor Awad. Foto: REUTERS/Ammar Awad
ADVERTISEMENT
Pemandangan tidak biasa terlihat di dalam kompleks Masjidil Aqsa, Yerusalem. Seorang Israel dan Palestina berdampingan, saling berkisah soal sejarah Yerusalem versi mereka. Satu dan yang lain saling mendengar, tanpa interupsi, tanpa bantah.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah pemandu wisata di kompleks Masjidil Aqsa. Dilaporkan Reuters, Selasa (12/2), keduanya bergantian menggiring para wisatawan, menceritakan kisah di balik bangunan saksi bisu perjalanan pada Nabi itu.
"Sekarang kita ada di Yerusalem, ibu kota negara Yahudi. Kita sekarang ada di tempat paling suci di dunia bagi umat Kristiani. Dan kuncinya dipegang oleh keluarga Muslim," kata pemandu wisata dari Israel, Lana Zilberman Soloway, yang membuka perjalanan tersebut di Gereja Makam Kudus tempat Yesus diyakini dimakamkan.
Pemandu wisata di Masjidil Aqsa. Foto: REUTERS/Ammar Awad
Yang disampaikan Soloway adalah status Yerusalem versi Israel, tentu saja. Sementara pemandu dari Palestina, Noor Awad, memberikan pandangan berbeda, bahwa Masjidil Aqsa berstatus quo. Umat Islam dan Kristen dari Tepi Barat atau Gaza, kata dia, harus mendapat izin dari Israel untuk masuk ke dalamnya.
ADVERTISEMENT
"Bagi warga Palestina, ini adalah ibu kota Palestina dan ibu kota negara mereka. Jika kau tidak dapat izin (dari Israel), kau tidak bisa datang untuk ibadah. Jadi tempat ini telah digunakan dan banyak terlibat dalam dua narasi dan konflik hari ini," kata Awad.
Perjalanan wisata berlanjut ke jantung dari Kota Tua Yerusalem yaitu Haram al-Sharif yang berkubah emas, tempat paling suci setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Awad menjelaskan bahwa di tempat itu Nabi Muhammad bertolak ke surga dan berbicara langsung dengan Allah.
Pemandu wisata di Masjidil Aqsa. Foto: REUTERS/Ammar Awad
"Itu adalah peristiwa yang sangat penting, sama pentingnya dengan kisah Musa berbicara dengan Tuhan di Gunung Sinai," kata Awad.
Soloway lantas melanjutkan dengan berkisah sesuai versi Yahudi. Menurut dia, di lokasi itu dulu berdiri kuil Yahudi namun dihancurkan oleh penjajah Babilonia, dibangun kembali, lalu diratakan lagi oleh Romawi.
ADVERTISEMENT
"Di bawah tanah, di bawah kubah emas, 5.776 tahun lalu, Tuhan menciptakan dunia. 4.000 tahun lalu kami meyakini Ibrahim mengikat Ishaq di tempat itu," ujar Soloway.
Walau berbeda pandangan satu sama lain, namun Solowan dan Awad saling mendengarkan dengan takzim. Kadang disertai canda, namun tidak sampai tarik urat.
Noor Awad (kiri) dan Lana Zilberman Soloway di Masjidil Aqsa. Foto: REUTERS/Ammar Awad
Aksi mereka berdua dinamakan "Dual Narasi" sebuah program wisata dari Mejdi Tours yang diadakan sejak Oktober lalu di Masjidil Aqsa. Agen wisata ini mengatakan program ini diadakan dengan kerja sama antara warga Israel, Palestina, Arab, dan Yahudi.
Kisah dari dua sisi menurut para wisatawan malah justru memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mereka soal Yerusalem.
"Apa yang membedakan narasi Zionis Yahudi versus narasi Palestina adalah sesuatu yang akan saya bawa pulang. Saya ingin melihat kedua sisi narasi itu," ujar Dave Yedid, 26, mahasiswa sekolah seminari Yahudi di New York, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT