news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ketika Wiranto Samakan Hoaks dengan Terorisme

22 Maret 2019 7:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Wiranto saat menghadiri video conference terkait keamanan kampanye dan perhitungan suara Pemilu Serentak di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Wiranto saat menghadiri video conference terkait keamanan kampanye dan perhitungan suara Pemilu Serentak di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (20/3). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Wiranto menilai berbagai macam hoaks yang muncul selama Pemilu 2019 bisa dikategorikan sebagai terorisme. Sebab, hoaks-hoaks itu menimbulkan keresahan dan ketakutan di masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Saya terangkan tadi hoaks ini kan meneror masyarakat. Terorisme ada fisik dan nonfisik. Terorisme kan menimbulkan ketakutan di masyarakat. Kalau masyarakat diancam dengan hoaks untuk takut datang ke TPS, itu sudah ancaman, itu sudah terorisme,” ungkap Menkopolhukam, Wiranto, di kantor Kemenkopolhukam, Rabu (20/3).
Menurut Wiranto, hoaks tidak berbeda dengan teror karena ia mengusik ketenangan serta menebarkan ketakutan kepada masyarakat. Khusus dalam konteks pemilu, hoaks membuat masyarakat takut datang ke TPS.
“Adanya isu dan hoaks bahwa pemilu itu akan rusuh, sebelum (penyelenggaraannya) ada gerakan masa, setelah pemilu ada people power. Ini saya sendiri heran mengapa isu itu dilemparkan, padahal kan keadaan damai-damai saja,” ungkapnya.
Sementara itu, capres Joko Widodo juga meminta masyarakat hati-hati dengan hoaks yang bermunculan. Menurutnya, hoaks tersebut saat ini sudah mulai masuk ke rumah-rumah warga secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Saya mengajak, karena ini sebentar lagi, sebulan lagi adalah pileg, pilpres. Apa yang kita lihat, di bawah banyak hoaks. Kabar fitnah, kabar bohong masuk ke mana-mana, baik medsos, baik langsung rumah ke rumah. Saya titip hati-hati," kata Jokowi usai membagikan sertifikat tanah warga di Lapangan Parkir Bogor Nirwana Residence, Kamis (21/3).
Presiden Jokowi ditemani Ibu Negara beli mainan untuk cucu Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Di sisi lain, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menilai pihak Jokowi-Ma’ruf tengah kelabakan karena elektabilitasnya menurun. Sehingga, Wiranto yang merupakan menteri pihak petahana itu mengeluarkan ungkapan tersebut untuk mendongkrak elektabilitas paslonnya.
“Ini kan salah satu kepanikan, orang mau kalah pasti bikin kesalahan terus. Wiranto nya mau blunder, Mendagri-nya nyungsep gitu loh. Itu kan terjadi, kalau kalah itu apa pun dilakukan,” kata Jubir BPN Prabowo-Sandi Andre Rosiade usai menghadiri hasil survei Indo Barometer di Hotel Century Park, Jakarta Selatan, Kamis (21/3).
ADVERTISEMENT
Andre sebenarnya tidak mempermasalahkan pernyataan Wiranto soal hoaks dijerat pasal terorisme. Namun, ia meminta agar penegakan hukum tidak berat kepada pendukung paslon Prabowo-Sandi.
Jubir BPN Andre Rosiade. Foto: Rafyq Alkandy/kumparan
Sebab selama ini, menurut Andre, setiap laporan dari pihak paslon 02 kerap tidak mendapat respons dari aparat penegak hukum. Padahal ia menilai hal tersebut sangat merugikan pihaknya.
“Romy (Romahurmuziy, eks Ketua Partai PPP) sebelum ditangkap KPK, menuduh kami didukung khilafah, bahkan Said Aqil (Ketum PBNU) pun melakukan hal yang sama. Jadi kalau dilakukan, saya tanya Pak Wiranto, berani enggak menerapkan undang-undang (terorisme) itu pada pelaku yang saya sebutkan tadi?” ujar Andre.
Selain itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menganggap ucapan Wiranto itu tidak seharusnya diungkapkan. Ia juga menilai Wiranto seharusnya mendapatkan sanksi atas pernyataannya itu.
ADVERTISEMENT
"Saya kira ini pernyataan sangat ngawur dan pernyataan ngawur seperti ini seharusnya diberikan sanksi karena tidak boleh seorang pejabat pemerintah, apalagi Kemenkopolhukam, bicara tidak berdasarkan aturan," kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (21/3).
Fadli Zon Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Padahal, menurut Fadli, isu hoaks tidak hanya menyerang kubu petahana saja, namun juga pihak Prabowo-Sandi. Ia juga menganggap, produsen hoaks biasanya dekat dengan kekuasaan.
"Jadi saya kira justru produsen hoaks itu siapa kita lihat, lebih banyak orang-orang dekat dengan kekuasaan. Jadi ini seperti maling teriak maling," pungkasnya.