Ketua BEM UGM: Jokowi Ragu Keluarkan Perppu KPK karena Elite Partai

16 Oktober 2019 17:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, M Atiatul Muqtadir. Foto: Instagram/ @fathuurr_
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, M Atiatul Muqtadir. Foto: Instagram/ @fathuurr_
ADVERTISEMENT
Desakan mahasiswa agar Presiden Jokowi mengeluarkan Perppu UU KPK hingga saat ini masih belum membuahkan hasil. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) UGM, M Atiatul Muqtadir atau akrab disapa Fathur, menganalisa bahwa elite-elite partailah yang membuat Jokowi ragu mengeluarkan perppu.
ADVERTISEMENT
“Kita mendeteksi ada itu, kalau lihat kronologinya kan Presiden sudah pernah mempertimbangkan kemudian ragu-ragu lagi, karena apa? Karena dipanggil elite-elite partai. Saya pernah nulis bahwasanya perppu simbol elite versus massa,” kata Fathur saat ikut aksi mahasiswa mendesak Perppu KPK di Tugu Pal Putih Yogyakarta, Rabu (16/10).
Mahasiswa Kedokteran Gigi ini mengatakan saat ini keputusan ada di Jokowi apakah akan mengeluarkan perppu dan berdiri bersama massa atau tidak mengeluarkan perppu dan menurut kepada elite politik.
“Saya masih ada rasa percaya, husnuzon bahwa Presiden punya hati nurani bahwasanya presiden secara subjektif melihat ada keadaan yang genting dan mendesak untuk mengeluarkan itu,” ujar dia.
Dia berpesan kepada Jokowi agar tidak takut dimakzulkan. Menurutnya tidak ada sejarah presiden dimakzulkan hanya karena mengeluarkan perppu.
ADVERTISEMENT
“Itu sudah dibahas para ahli para pakar tidak ada presiden mengeluarkan perppu dimakzulkan. Banyak presiden-presiden yang mengeluarkan perppu, ada yang dimakzulkan nggak? Nggak ada. Justru ancaman-ancaman ini yang kemudian kalau menurut saya ancaman dimakzulkan seperti ini dilawan oleh massa dan bilang ke presiden ini hal yang nggak bener," ujar
Dia meminta kepada presiden untuk percaya dengan gerakan mahasiswa dan masyarakat. Tidak ada sedikitpun niatan mahasiswa untuk menjebak presiden. Justru yang dilakukan mahasiswa untuk menyelamatkan presiden.
“Dan massa tidak menjebak presiden tapi menyelamatkan presiden. Dari mana? Dari oligarki dan elite politik. Saya rasa semua orang sudah tahu lihat saja suara di rakyat hasil riset membuka bahwa masyarakat Indonesia ingin KPK diselamatkan dengan Perppu KPK. Kok ragu-ragu,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT