Ketua Fraksi Golkar soal Teken Surat Aziz Jadi Ketua DPR: Perintah DPP

11 Desember 2017 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rorbert kardinal dan Rumkono (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rorbert kardinal dan Rumkono (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Fraksi Partai Golkar, Robert J Kardinal, akhirnya buka suara terhadap surat fraksi yang dikirimkannya ke pimpinan DPR terkait pergantian Ketua DPR RI. Surat itu ditulis Novanto yang isinya adalah pengunduran diri sekaligus menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai pengganti.
ADVERTISEMENT
Sikap Robert yang meneruskan surat Novanto ke pimpinan DPR, justru menguatkan pengangkatan Aziz, karena berarti Fraksi Golkar memberi persetujuan. Namun Robert menyebut hal itu dilakukan karena ia menerima surat langsung dari DPP.
"Saya tanda tangan karena surat dari DPP datang kepada saya sebagai Ketua Fraksi, saya bikin surat pengantar ke pimpinan DPR. Ini ada surat masuk, itu tugas fraksi ya itu," ujar Robert di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/12).
Untuk diketahui, saat ini DPP Partai Golkar dipimpin oleh Idrus Marham sebagai pelaksana tugas. (Plt) ketua umum.
Meski mendapat kecaman dan reaksi keras internal fraksi karena tidak pernah melakukan pembahasan atas penunjukan Aziz Syamsuddin sebagai pengganti Novanto, Robert tetap berkilah bahwa ia hanya menjalankan tugas untuk menyampaikan perintah dari DPP. Karena itu, ia memandang tak perlu menggelar rapat pleno fraksi.
ADVERTISEMENT
"Enggak. Untuk kasih surat di sini, enggak perlu. Itu kan perintah, fraksi dari DPP apa kan harus dijalankan. Jadi, ya mereka otomatis kok," tukasnya
Aziz Syamsuddin. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aziz Syamsuddin. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Robert menerangkan fraksi itu ibarat anak buah dan kepanjangan DPP, dengan demikian segala keputusan DPP saat itu juga akan langsung dilaksanakan. Ia pun heran kenapa keputusan DPP untuk menjadikan Aziz sebagai Ketua DPR tiba-tiba menjadi gaduh.
"Kita ini ibaratnya seperti anak buah, fraksi ini kepanjangan partai. Apa yang DPP buat, kami tinggal laksanakan saja. Jadi enggak perlu kasih tahu ke anggota fraksi lainnya. Ini ada surat masuk langsung dorong. Lalu-lalu juga begitu kok. Karena mungkin kebetulan masalah Ketua DPR, jadi gaduh," tuturnya.
Loyalis Novanto ini juga tak mengetahui secara pasti apa yang menjadi pertimbangan Novanto dan Idrus saat menunjuk Aziz sebagai Ketua DPR pengganti.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak tahu. Saya kan belum ketemu dia. Kalau saya sih patuh pada aturan saja. Tegak lurus. Kita kalau enggak tegak lurus sama pimpinan, sama ketua umum, sama sekjen, bagaimana kita berpartai," pungkasnya.