Ketua Kloter Diimbau Jangan Abaikan Jemaah Haji Lansia

11 Juli 2019 20:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah Haji Indonesia saat minum air zam-zam di sela-sela ibadah Arbain di Masjid Nabawi. Foto: Media Center Haji/Darmawan
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Haji Indonesia saat minum air zam-zam di sela-sela ibadah Arbain di Masjid Nabawi. Foto: Media Center Haji/Darmawan
ADVERTISEMENT
Kasus jemaah yang kehilangan arah pulang atau tertinggal rombongan banyak terjadi di Madinah, Arab Saudi. Kebanyakan mereka adalah jemaah lanjut usia yang ingatannya tidak lagi baik.
ADVERTISEMENT
Hal ini dihadapi para petugas haji yang berada di sektor khusus Masjid Nabawi. Setiap hari ada saja jemaah usia tua yang tertinggal rombongan, kehilangan sandal hingga kakinya melepuh terluka.
Duta Besar RI untuk Saudi Agus Maftuh Abegebriel (kedua kiri) menuntun jemaah tertua di kloter pertama. Foto: Darmawan/Media Center Haji
Menurut Kepala Sektor Khusus Masjid Nabawi, Kusnul Hadi, hal ini tidak akan terjadi jika para jemaah yang satu kloter dengan lansia saling memperhatikan. Untuk itu, dia mengimbau agar ketua kloter memberikan perhatian lebih terhadap anggota kloternya yang berusia lanjut.
"Kami imbau kepada ketua kloter, terutama karu (ketua regu) dan karom (ketua rombongan) untuk selalu memperhatikan anggota para calon jemaah haji, yang memiliki potensi di kloter, yaitu orang-orang sepuh yang tidak berdaya," kata Kusnul kepada kumparan saat ditemui di sektor khusus Masjid Nabawi pintu 21, Kamis (11/8).
Jemaah Haji Indonesia saat melakukan ibadah Arbain di Masjid Nabawi. Foto: Media Center Haji/Darmawan
Jemaah lansia jumlahnya sekitar 63 persen dari 214.000 total jemaah haji reguler asal Indonesia. Banyak dari mereka yang berangkat seorang diri tanpa sanak famili. Pendamping mereka adalah kawan-kawan satu kloter.
ADVERTISEMENT
Pemetaan diperlukan untuk mengetahui siapa saja jemaah yang memerlukan pendampingan. Hal ini, kata Kusnul, untuk meminimalisir kasus kecopetan, kehilangan, atau tersesat.
"Karu dan karom agar peduli terhadap anggotanya masing-masing. Seandainya ini bisa dimaksimalkan, insyaallah bisa teratasi hal-hal yang tidak kita inginkan," ujar Kusnul.
"Mereka jangan diabaikan, kalau mereka (jemaah lansia) tidak kembali, secepatnya berhubungan dengan sektor khusus Madinah. Di setiap pintu kami ada anggota yang bisa mencari teman-teman yang kehilangan barang atau tersesat," lanjut dia.