Ketum PSI: Intoleransi Memburuk, Politik Kita Terancam Buntu

12 November 2018 1:36 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grace Natalie di perayaan HUT ke 4 PSI di ICE BSD, Minggu (11/11/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Grace Natalie di perayaan HUT ke 4 PSI di ICE BSD, Minggu (11/11/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PSI Grace Natalie bicara soal kondisi perpolitikan di Indonesia saat perayaan HUT ke-4 PSI di ICE BSD, Tangerang, Minggu (11/11). Salah satu yang disorotinya adalah politik Indonesia yang terancam buntu.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Grace mengerucut pada tingginya tindakan intoleransi sesama masyarakat. Sehingga, menutup peluang beberapa tokoh yang dianggap mumpuni.
"Politik kita terancam oleh sebuah jalan buntu. Jika terus berlanjut, sebagaimana terjadi di Suriah dan Irak, akan mendorong orang berpaling pada ideologi kekerasan," kata Grace dalam pidatonya, Minggu (11/11).
"Karena mereka menganggap demokrasi hanya menghasilkan politisi korup," imbuhnya.
Grace menegaskan pernyataannya juga berdasarkan hasil dari beberapa lembaga survei. Selama 3 tahun terakhir ini sikap intoleransi di Indonesia kian memburuk.
"Survei memperlihatkan, intoleransi politik kita selama tiga tahun terakhir memburuk," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat di Indonesia masih belum bisa menerima jika memiliki pemimpin yang tidak berkeyakinan sama alias beda agama.
"Hampir 6 dari 10 orang Indonesia tidak bersedia dipimpin oleh orang yang berbeda keyakinan," ucap Grace.
ADVERTISEMENT
Grace berharap permasalah tersebut segera diatasi agar tak merugikan banyak pihak. Ia mengatakan, setiap orang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum sehingga tidak perlu lagi adanya diskriminasi.
"ini bukan soal kekuasaan, bukan soal siapa harus memimpin, tapi ini soal rasa keadilan," kata Grace.
"Kesetaraan di depan hukum bahwa tidak ada seorang pun yang didiskriminasi karena warna kulit atau keyakinanannya," pungkasnya.