Khashoggi Pernah Meragukan Sikap Reformis Pangeran MbS

18 Oktober 2018 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jamal Khashoggi. (Foto: REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Jamal Khashoggi. (Foto: REUTERS)
ADVERTISEMENT
Ada laporan menyebutkan bahwa hilangnya jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi berkaitan dengan Pangeran Muhammed bin Salman (MbS). Sejak lama, Khashoggi memang sudah mengkritik MbS. Terutama mengenai sikap MbS terhadap reformasi.
ADVERTISEMENT
Khashoggi diketahui kerap mengeluarkan kata-kata bernada pedas kepada putra mahkota Saudi tersebut. Yang paling terkenal adalah saat Khashoggi mempertanyakan julukan pangeran reformis kepada MbS. Selama ini, sang pangeran banyak disebut sebagai reformis yang gemar menyuarakan anti-korupsi dan memperbaiki kebijakan terhadap perempuan di negaranya.
Jamal Khashoggi dan Mohammed Bin Salman. (Foto: Instagram/@jkhashoggi , AFP/OSCAR DEL POZO)
zoom-in-whitePerbesar
Jamal Khashoggi dan Mohammed Bin Salman. (Foto: Instagram/@jkhashoggi , AFP/OSCAR DEL POZO)
Namun, di balik puja-puji itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia dan juga Khashoggi justru menyuarakan keprihatinan. Salah satu contohnya, terjadi pada Maret 2018 lalu ketika Al Jazeera memfasilitasi debat antara Khashoggi dengan pihak yang pro Pangeran MbS, pendiri Arabia Foundation Ali Shihabi.
Dari kacamata Khasoggi, Pangeran MbS telah mengekang kebebasan dan bertanggung jawab atas tragedi perang di Yaman.
"Seperti yang kita bicarakan hari ini, ada intelektual dan jurnalis Saudi yang dipenjarakan. Sekarang, tidak ada yang berani berbicara dan mengritik reformasi," kata Khashoggi beberapa waktu lalu.
Jamal Khashoggi. (Foto: Instagram/@jkhashoggi)
zoom-in-whitePerbesar
Jamal Khashoggi. (Foto: Instagram/@jkhashoggi)
Selain itu, pembangunan USD 28 miliar di kota futuristik Neom adalah contoh kebijakan kontroversial Pangeran MbS. Menurut Khashoggi, pembangunan tersebut dapat membuat negara bangkrut jika gagal.
ADVERTISEMENT
"Tapi tidak ada yang diizinkan menulis (pembangunan kota futuristik) realitasnya di surat kabar mana pun," tambah dia.
Berbeda dengan pandangan Khashoggi, Shihabi justru beranggapan lain. Shihabi memuji reformasi ala Pangeran MbS setelah adanya pemotongan subsidi, restrukturisasi ekonomi, dan kebebasan perempuan untuk mengemudi serta memiliki akses yang lebih besar ke tempat kerja.
"Tidak ada yang mampu melakukan perubahan dramatis di negara berkembang dengan sukses di bawah sistem pluralistik," kata Shihabi.
Terlepas dari perdebatan tersebut, kini Khashoggi diduga tewas dimutilasi saat berada di Konsulat Saudi di Turki pada awal Oktober lalu. Intelijen Amerika Serikat yakin ada keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) atas dugaan hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi.
ADVERTISEMENT
Misteri hilangnya Khashoggi sampai saat ini belum terpecahkan. Namun, diduga kuat ada peran MBS di balik itu semua.