Kim Jong-un: Perdamaian Dimulai Dari Sini

12 Juni 2018 10:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump. (Foto: Reuters/Kevin Lim/The Straits Times)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump. (Foto: Reuters/Kevin Lim/The Straits Times)
ADVERTISEMENT
Pertemuan bilateral antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un masih berlangsung.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers singkat sebelum pertemuan bilateral dimulai, Kim optimistis pertemuannya dengan Trump akan berhasil. Ia juga yakin proses perdamaian dapat segera dimulai dari pertemuan ini.
"(Saya yakin) pertemuan kami berhasil dan kami akan terus membahas berbagai hal dalam pertemuan ini. Saya yakin perdamaian akan dimulai dari sini," kata Kim di Capella Hotel, Pulau Sentosa, Singapura, Selasa (12/6).
Presiden Korea Utara, Kim Jong-un. (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Korea Utara, Kim Jong-un. (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
Korut dan Korea Selatan masih dalam status berperang setelah Perang Korea pada 1953 berakhir dengan gencatan senjata.
Kim juga menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan Trump. Meski ia tahu kerja sama antara keduanya akan menjadi tantangan tersendiri, namun ia optimistis dengan kemungkinan itu.
"Namun saya ingin bekerja sama," tegasnya.
Trump mengacungkan jempol ke Kim Jong-un. (Foto: Twitter/@Scavino45)
zoom-in-whitePerbesar
Trump mengacungkan jempol ke Kim Jong-un. (Foto: Twitter/@Scavino45)
Sependapat dengan Kim, Trump juga optimistis pertemuan keduanya akan berjalan dengan sukses. Ia juga yakin hubungan antara kedua negara akan semakin membaik.
ADVERTISEMENT
"Saya rasa pertemuan ini akan sangat sukses dan itu merupakan sebuah kehormatan bagi saya. Kami akan memiliki hubungan yang hebat, dan saya yakin akan itu," pungkas Trump.
Pertemuan bilateral antara Kim dan Trump diperkirakan akan berlangsung selama sekitar 45 menit. Akan ada berbagai hal yang dibahas, salah satunya yang penting adalah soal denuklirisasi.