Kisah Andre yang Akan Mengadu Nasib di Jakarta Tanpa KTP

20 Juni 2018 13:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemudik pria di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemudik pria di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jakarta selalu menjadi primadona bagi para pelancong di daerah untuk mengadu nasib. Tak terkecuali bagi Andre Haryani, warga Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Andre ingin mencoba keberuntungan di Ibu Kota meski sudah tahu kehidupan di Jakarta cukup keras. Kepada kumparan, Rabu (20/6), Andre menceritakan, dirinya berani ke Jakarta karena diajak oleh temannya yang sudah lebih dulu kerja di Ibu Kota.
Temannya yang membawa Andre ke Jakarta menawarkan pekerjaan sebagai pekerja bangunan lepas. Bagi Andre pekerjaan tersebut baru dan menantang karena di Banyumas ia berprofesi sebagai petani.
"Pekerja bangunan juga, diajak sama teman saya, saya biasanya kerja di sawah gitu," kata Andre Haryani di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.
Pemudik pria di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemudik pria di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Andre kemudian tak menampik bila gaji yang akan ia terima tak jauh berbeda dari bertani di Sumpiuh. Namun gemerlapnya Kota Jakarta dengan kehidupan yang glamor tak bisa ia tolak meski KTP tak punya.
ADVERTISEMENT
Namun meski tak punya KTP, Andre menegaskan calon bosnya tak mempermasalahkan itu. Ia menegaskan saat ini KTP sedang diurus di Sumpiuh.
"Ya saya pikir bisa kerja di Jakarta sudah baguslah, jadi ya ajakan temen saya enggak saya tolak," lanjut dia.
“Saya nanya saya enggak bawa KTP gitu kan hilang KTP-nya ini saya lagi bikin dulu di Sumpiuh. Tapi kata bosnya, iya enggak apa-apa," ucap Andre.
Pemudik pria di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemudik pria di Terminal Kampung Rambutan (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
Dari pekerjaannya itu, kelak Andre dijanjikan akan mengantongi setidaknya Rp 70 ribu per hari. Tak besar memang, namun cukup baginya untuk sekadar menyambung hidup dan memberikan sebagian gajinya ke kampung halaman.
"Ya enggak banyak sih, cuma Rp 70 ribuan saja sih katanya, cuma ya itu lebih dari cukuplah buat hidup, buat makan, sama buat yang di kampung," bebernya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Andre pun menyadari hal yang dilakukannya salah. Namun karena kebutuhan yang memaksanya untuk segera bekerja, Andre pun tak mengindahkan hal tersebut.
"Ya emang sih bikin was-was kalau enggak pegang KTP, tapi ya mau gimana lagi udah kebutuhan buat segera kerja kan," tutur Andre.