Kisah Bayi di Aceh Meninggal karena Telat Diinfus Perawat RSUD

8 Januari 2018 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Meninggal  (Foto: Facebook @Herawati Hera)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Meninggal (Foto: Facebook @Herawati Hera)
ADVERTISEMENT
Seorang ibu di Aceh harus kehilangan bayi laki-laki yang baru dilahirkankan pada 29 Desember 2017 lalu. Menurut informasi keluarga, bayi itu meninggal dunia karena telat mendapat perawatan dari rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Kisah sedih tersebut pertama kali diunggah oleh Herawati kakak kandung ibu bayi yang bernama Hervina di akun Facebooknya. Dalam unggahannya Herawati membeberkan kronologi kelahiran hingga kematian keponakan kecilnya yang bernama Dirga di RSUD Aceh Singkil.
"Kami sekeluarga sangat kecewa bayi lahir secara SC (sesar) hari Kamis (28/12) jam 15.30. Keluar dari kamar operasi bayi dalam keadaan nangis dengan berat badan 2,6 kg. Langsung dibawa ke ruang anak," ungkap Herawati.
Keesokan harinya, Jumat (29/12) sekitar pukul 09.00 WIB dokter spesialis anak mengunjungi Dirga di ruang perawatan anak. Dokter menyarankan pemasangan infus pada Dirga supaya antibiotik bisa dimasukkan dalam tubuhnya.
Akan tetapi, perawat dan petugas medis RSUD tak kunjung memasang infus tersebut. Jam demi jam berlalu hingga pihak keluarga naik pitam kepada pihak RSUD. Akhirnya, pukul 16.00 WIB infus baru terpasang.
ADVERTISEMENT
"Infus tak terpasang juga dengan alasan yang pandai ambil infus bayi lagi otw (on the way) ke Medan. Setelah keluarga marah-marah infus baru terpasang jam 4 sore. Sementara, keadaan bayi sudah memburuk," lanjut Herawati.
Saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Herawati menegaskan infus itu akhirnya dipasang oleh petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Alasannya yang di ruangan enggak bisa pasang infus. Akhirnya dipasang sama petugas IGD," tegas Herawati.
Sekitar pukul 19.00 WIB dokter spesialis datang ke ruangan Dirga. Saat dokter datang, kondisi Dirga sudah memburuk. Hingga pada akhirnya, hal yang tak diharapkan keluarga terjadi. Bayi yang baru berusia satu hari itu dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 20.00 WIB. Dokter kemudian meminta maaf kepada pihak keluarga atas kejadian ini.
ADVERTISEMENT
"Dokter spesialisnya mengatakan maaf ini memang kelalaian kami pihak RS," sebut Herawati.
Herawati kemudian mempertanyakan pelayanan RSUD yang hanya mempunyai dua orang ahli pemasangan infus. Dia menyadari pemasangan infus pada bayi sendiri tidaklah mudah.
Ia mengharap kepada para petinggi di Aceh Singkil supaya menambahkan ahli pemasangan infus bagi bayi untuk RSUD tempat keponakannya meninggal ini. Akan sangat riskan bila kondisi ini tak kunjung diperbaiki, nasib para bayi-bayi lainnya yang akan menjadi taruhannya.
"Bayi kan agak susah dicari infusnya," ungkap Herawati.
Menurut Herawati, keluarga sudah melakukan mediasi dengan pihak RSUD. Pihak RSUD sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Namun, itu saja tidak cukup bagi keluarga. Mereka lalu meminta bantuan advokat untuk menangani kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Kami juga bawa pihak advokat juga dari keluarga. Advokat kami minta ditampilkan perawat sama rekam medisnya," tutur Herawati kepada kumparan.
Mediasi kedua akan dilakukan Senin (08/01) siang untuk membahas tanggung jawab lanjutan dari RSUD bagi keluarga korban.
Sementara, kondisi ibu dari mendiang bayi hingga saat ini masih sangat terpukul atas kepergian buah hatinya.
kumparan juga berusaha meminta klarifikasi pihak RSUD Aceh Singkil mengenai kasus ini. Namun, hingga saat ini belum mendapatkan jawaban.