news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Jamiah, Pemilik Warteg ala Drive Thru di Kawasan Elite SCBD

4 Februari 2019 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Lubang di warung makan unik di kawasan Sudirman Central Busines District (SCBD). Foto: Raga Imam/kumparan
Menjelang jam makan siang, sejumlah karyawan di kawasan elite Sudirman Central Business District (SCBD) tampak berbaris di depan sebuah lubang berbentuk persegi, tak jauh dari Grand Lucky Superstore, Jakarta Selatan. Usut punya usut, rupanya lubang itu sengaja dibuat oleh Jamiah, pemilik warteg ala drive thru untuk memudahkan pelanggannya.
ADVERTISEMENT
Beberapa dari mereka tampak memesan makanan dari balik tembok. Warung Jamiah sebenarnya hanya terpisah tembok. Namun, untuk menuju ke sana, para pelanggannya harus berjalan lebih jauh.
Seperti warteg pada umumnya, Jamiah tak hanya menawarkan nasi dan aneka lauk-pauk. Ia juga menyediakan berbagai jenis minuman, mulai dari es teh, es jeruk, hingga kopi yang bisa dinikmati dengan harga murah meriah.
Suasana warung makan unik di kawasan Sudirman Central Busines District (SCBD). Foto: Raga Imam/kumparan
Jamiah menuturkan, awalnya ide untuk membolongi tembok yang berhadapan langsung dengan Grand Lucky itu muncul begitu saja. Saat itu, ia terpaksa nekad karena ingin mencari pelanggan dari kawasan elite SCBD.
"Awalnya enggak kayak gini. Namanya orang cari rezeki, ya, ya sudah dibolongin saja biar banyak yang beli dari sana (kawasan SCBD)," ucap Jamiah di tengah-tengah kesibukannya melayani pelanggan di warungnya, Senin (4/1).
Pemilik warung makan unik, Jamiah, di kawasan Sudirman Central Busines District (SCBD). Foto: Raga Imam/kumparan
Usaha Jamiah bukan tanpa rintangan. Akibat aksinya, ia sempat ditegur oleh pihak terkait. Namun, karena lubang persegi itu dinilai mempermudah karyawan yang ingin makan siang, akhirnya Jamiah mengantongi izin untuk tetap membiarkannya terbuka.
ADVERTISEMENT
Namun, ada syarat yang mesti Jamiah sanggupi agar lubang itu tetap bisa dipertahankan. Salah satunya adalah membuat pintu kecil, agar lubang tersebut bisa ditutup saat Jamiah sedang tak membuka lapaknya.
"Tadinya enggak boleh, karena orang kepingin nyari rezeki, saya bolongin. Awalnya dikomplain, saya mohon-mohon sama yang punya kawasan, akhirnya boleh. Yang penting dikasih pintu sama dikasih kunci" tuturnya.
Suasana warung makan unik di kawasan Sudirman Central Busines District (SCBD). Foto: Raga Imam/kumparan
Jamiah mendirikan usahanya pada tahun 1990. Hingga kini, tak terhitung lagi berapa jumlah pelanggan setianya. Tak jarang, dagangannya ludes terjual. Dalam sehari warungnya bisa memberikan penghasilan hingga Rp 3 juta.
Sementara itu, salah satu petugas keamanan Grand Lucky, Hidayat, mengaku konsep ala drive thru yang ditawarkan Jamiah sangat membantu. Jika lapar atau sekadar ingin menyeruput kopi, ia tinggal menyebut pesanannya melalui lubang itu.
ADVERTISEMENT
"Iya, lumayan juga, enggak usah jalan ke sana. Tinggal panggil aja, 'Mbak'e kopi, Mbak'e makan', gitulah. Enak jadinya," ungkap Hidayat.
Pemandangan pusat bisnis SCBD Jakarta Foto: REUTERS/Beawiharta