Kisah Mahasiswa 'Dipaksa' Nyasar di Luar Negeri oleh Rhenald Kasali

23 Maret 2017 16:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
J.S Khairen penulis Buku 30 Paspor. (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Perpustakaan Universitas Indonesia berkerja sama dengan Noura Books meluncurkan Buku '30 Paspor: The Peacekeepers Journey' di Aula Terapung Perpustakaan UI Depok, Jawa Barat, Kamis (23/3). Buku yang ditulis oleh JS Khairen ini berisi kumpulan cerita 'kesasar' 30 mahasiswa dari kelas Pemasaran Internasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Prof Rhenald Kasali, dosen di kelas tersebut, memang memiliki metode pengajaran yang berbeda. Jika dosen lain mengajar dengan buku di dalam kelas, kelas Prof Rhenald justru kosong. "Mahasiswa saya suruh belajar dengan nyasar ke negara lain," kata dia.
Mahasiswa Prof Rhenald melancong ke luar negeri bukan untuk berlibur di tempat atau bersama dengan orang yang sudah dikenalinya. Masing-masing dari mereka harus pergi ke negara yang asing bagi mereka tanpa bantuan dari teman dan sanak saudara.  Selain itu, mereka harus menjadi relawan dan terlibat dalam kegiatan sosial atau membantu siapa pun yang membutuhkan.
"Tujuannya, keluar dari zona nyaman dan membuat perubahan," kata Prof Rhenald.
Rhenald percaya, berada di zona nyaman akan membuat mahasiswanya hanya mengulang-ulang cara yang berhasil di masa lalu dan tidak berani berinovasi. Padahal, masa depan itu sifatnya uncertain unclear, dan unpredictable. "Menemukan jalan baru cuma bisa diciptakan oleh generasi muda yang berani kesasar dalam ketidakpastian," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Berhasil tiba dan tinggal selama kurang lebih seminggu di negara lain seorang diri tentunya memberikan segudang pengalaman dan pelajaran hidup menarik bagi 30 mahasiswa tersebut. Sebut saja dicurigai karena berhijab, kehilangan koper, hampir dirampok, dan berbekal teri kacang sebagai alat diplomasi menjadi sedikit dari banyak cerita lainnya.
Cerita persiapan keberangkatan pun tak kalah menarik. Eriandra Junitha, salah satu mahasiswi Rhenald, mengaku mempersiapkan dana keberangkatannya sejak satu setengah tahun sebelum mengambil kelas ini. "Gue volunteer di Java Jazz dari semester tiga sampai enam. Ada juga temen gue dari SD suka nabung terus tabungannya di pecah deh. Eeh, masih kurang juga!" jelasnya. Memang, mulai dari paspor, visa, dana, sampai restu orangtua, mahasiswa harus memperjuangkannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Hasilnya? Andra merasa lebih berani dan percaya diri berpergian ke luar negeri seorang diri. "Delapan hari di Spanyol, setelah itu gue pergi ke Bali sendiri dan nonton konser Coldplay di Melbourne," lanjut Andra. Andra pun merasa orangtuanya mulai dapat mempercayainya.
Sebagai penulis, JS Khairen alias Jombang, berharap bukunya bisa menghibur pembaca. "Pengennya sih lo yang baca hepi," ujarnya. 
Buku ini merupakan edisi ketiga dari seri 30 Paspor di kelas Prof Rhenald karya Jombang. Dua jilid buku 30 Paspor sebelumnya telah terbit dua tahun lalu dan terjual lebih dari 20.000 eksemplar. Meskipun demikian, Jombang tidak menutup kemungkinan untuk menulis genre buku yang berbeda. "Gue pengen nyobain nulis banyak genre buku, yang berbeda dari buku-buku gue sebelumnya tentunya," tutur Jombang.
ADVERTISEMENT