Kisah Nenek di Blitar yang Tinggal di Rumah Tak Berdinding

17 Februari 2018 14:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
zoom-in-whitePerbesar
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
ADVERTISEMENT
Kisah pilu seorang nenek dialami oleh Surip, wanita asal Desa Wonodadi, Rt 01/ Rw 01, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang memilih tinggal di rumah tak layak huni, lantaran tak ingin membebani anaknya.
ADVERTISEMENT
Kisah nenek Surip dibagikan oleh pemilik akun Instagram @Andi_kuswoyo, Jumat (16/2) lalu. Dalam unggahannya, tampak Surip sedang duduk di atas tempat tidurnya, yang terbuat dari bambu dan terlihat juga ia yang sedang memasak nasi menggunakan tungku dan kayu bakar.
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
zoom-in-whitePerbesar
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
Saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Sabtu (17/2), Andi mengatakan, unggahannya itu ia kutip dari temannya yang bernama Arif Witanto.
kumparan kemudian menghubungi Arif, ia mengatakan telah mengunjungi Nenek Surip pada Selasa (13/2) lalu, bersama kawan komunitas sosialnya. Meski memiliki seorang anak, nenek berusia sekitar di atas 60 tahun itu tetap memilih tinggal sendirian di rumahnya.
"Dia punya anak satu, tapi tidak serumah. Anaknya beda desa dan kondisinya juga bukan orang kaya. Kadang nengokin Nenek Surip, sambil patungan uang buat nebus beras rastra. Kalau anaknya ada uang, berasnya ditebusin, begitu kata Nenek Surip," kata Arif Witanto saat dihubungi kumparan, Sabtu (17/2).
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
zoom-in-whitePerbesar
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
Tempat tinggal Nenek Surip jauh dari kata layak, ia tidur hanya beralaskan tikar dengan atap yang berlubang. Serta tak ada dinding yang melindunginya dari dinginnya hujan dan panasnya terik matahari. Hanya plastik dan kain yang dipasang mengelilingi rumah, seolah menjadi dinding dengan harapan angin tidak bisa menerobos masuk.
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
zoom-in-whitePerbesar
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
ADVERTISEMENT
Kelangsungan hidup Nenek Surip sangat bergantung dari pemberian tetangga. Ia sudah tak mampu lagi bekerja, lantaran usia yang senja membuatnya sering jatuh sakit. Arif juga mengungkapkan belum adanya bantuan dari pemerintah setempat untuk melakukan pembedahan rumah Nenek Surip.
"Kalau beras rastra dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sudah punya, tapi untuk bedah rumah belum ada," ujar pria asal Kediri itu.
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
zoom-in-whitePerbesar
Nenek Surip dan rumahnya di Blitar. (Foto: Instagram/@andi_kuswoyo_)
Mengetahui kondisi tersebut, Arif dan komunitas sosialnya memutuskan untuk memberikan bantuan sembako dan uang tunai kepada Nenek Surip.
"Pertama sembako dan uang tunai, untuk bedah rumah masih dirundingkan," tutupnya.