Kisah Peserta Berkebutuhan Khusus, Fauzi, 2 Kali Berjuang Lolos SBMPTN

8 Mei 2018 18:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fauzi dan ibunda di SMK 2 Depok, Sleman (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fauzi dan ibunda di SMK 2 Depok, Sleman (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun ini merupakan tahun kedua bagi Fauzi Muhammad Haidi (19). Meski sempat gagal di tahun pertama, penyandang tuna netra ini tetap tak patah arang untuk menggapai cita-cita sebagai guru musik.
ADVERTISEMENT
Melaksanakan ujian di SMK 2 Depok, Sleman, Yogyakarta, Fauzi merupakan bagian dari 43.824 peserta SBMPTN tahun ini. Kepada kumparan (kumparan.com) pemuda yang tinggal di daerah Patangpuluhan, Kota Yogyakarta ini mengaku kesulitan di soal matematika.
"Soalnya ada yang kesulitan ada yang nggak karena saya lemahnya di matematika," ujarnya usai menjalani ujian, Selasa (8/5).
Sejumlah persiapan dilakukannya untuk menyongsong SBMPTN tahun ini. Usai gagal tahun lalu, Fauzi pun menjalani les privat agar dapat lolos tahun ini. Ia pun berharap bisa diterima di Unuversitas Negeri Yogyakarta (UNY) atau Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
"Saya latihan soal terus. Ini UNY dan ISI sama seperti tahun lalu. Jurusan yang diambil Pendidikan Musik," jelas pria yang bisa berbagai macam alat musik tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dari dulu cita-citanya pengin jadi guru musik," ujar lulusan salah satu SMA musik di Yogya tersebut.
Segudang prestasi bernyanyi dan musik dari tingkat lokal sampai nasional pernah diraih Fauzi. Sejak usia delapan tahun, bakat seni Fauzi pun juga telah tampak pada dirinya. Sehingga tak mengherankan, selain bercita-cita menjadi guru musik, Fauzi ingin menjadi musikus.
Fauzi dan ibunda di SMK 2 Depok, Sleman (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fauzi dan ibunda di SMK 2 Depok, Sleman (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
"Pinginlah arasemen-arasemen buat orkes," ujar pria kelahiran Madiun tersebut.
Sementara itu, Nur Azizah salah seorang pengawas ujian menuturkan soal yang dikerjakan Fauzi sebanyak 90 butir dan dimulai pada pukul 10.15 WIB. Azizah pun menjelaskan bahwa bobot ujian Fauzi sama seperti peserta lain.
"Tidak ada tambahan waktu untuk mengerjakan bagi peserta yang berkebutuhan khusus. Meski harus dibantu dibacakan juga kan soalnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Retno Mustikarini ibu Fauzi menuturkan bahwa anak pertamnya memang sangat suka dengan musik. Sejak usia dini anaknya tersebut telah belajar bermusik secara otodidak. Alat musik pertama yang dipelajari Fauzi adalah keyboard.
"Dia bisa main keyboard, piano, suling, gitar. Bahkan beberapa kali ia menorehkan prestasi, baik tingkat provinsi maupun nasional," jelas Retno.