Kisah Pria Tuli yang Bisa 'Berbincang' dengan Burung di Singapura

25 April 2018 7:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Razali Bin Mohamad Habidin (Foto: AFP/Roslan  Rahman)
zoom-in-whitePerbesar
Razali Bin Mohamad Habidin (Foto: AFP/Roslan Rahman)
ADVERTISEMENT
Nasib malang menghampiri pria bernama Razali Bin Mohamad Habidin (48). Sejak bayi, Razali kehilangan 80 persen pendengarannya setelah jatuh sakit.
ADVERTISEMENT
Namun, kekurangan Razali justru mendatangkan kelebihan untuknya. Selama kurang lebih dua dekade, Razali bekerja sebagai penjaga di Taman Burung Jurong Singapura. Kini, dia telah naik jabatan sebagai deputi kepala penjaga burung.
Dilansir AFP (24/4), sosok Razali oleh teman-temannya disebut spesial. Dia memiliki ikatan kuat dengan berbagai burung yang ia rawat. Hal tersebut membuatnya dijuluki sebagai "pembisik burung".
Razali biasa berkomunikasi dengan burung melalui dengkuran, gestur, dan bahasa tubuh. Kepada AFP, dia menyebut bisa mengenal burung-burung itu melalui sikap dan kepribadian mereka.
"Mereka semua adalah temanku," kata Razali melalui campuran gerakan dan bahasa Melayu.
Razali Bin Mohamad Habidin (Foto: AFP/Roslan  Rahman)
zoom-in-whitePerbesar
Razali Bin Mohamad Habidin (Foto: AFP/Roslan Rahman)
Sementara, dituturkan oleh rekan Razali, pria paruh baya tersebut memiliki kelebihan yang tak dimiliki para penjaga burung lainnya.
ADVERTISEMENT
"Dia punya sebuah cara berkomunikasi dengan burung yang tak sembarang dari kita bisa melakukannya. Hanya dengan melihat, dia tahu apakah burung tersebut baik atau tidak," ungkap Angela Kim, Asisten Kurator, taman burung tersebut.
Bisa jadi, berkomunikasi dengan rekan-rekannya lebih sulit bagi Razali daripada dengan burung-burung.
Di taman burung seluas 20 hektar itu, Razali memimpin sekitar 12 staf. Dia biasanya memberi arahan dengan membuat berbagai gerakan tangan yang rumit, dan kemudian menanggapi responsnya dengan membaca bibir rekan-rekannya.
Macaw hyacinth, beo terbesar di dunia, berhenti berkicau dan melihatnya dengan rasa ingin tahu sebelum mengikutinya.
Salah satu burung raksasa bertengger di bahunya, dengan riang menggosok-gosokkan jarinya dengan paruhnya-tanda kepercayaan dan kasih sayang-dan memakan makanan dari tangannya.
ADVERTISEMENT