Kisah Prof Idrus, Malaikat Penolong Korban Gempa Lombok

8 Agustus 2018 13:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim medis Unhas bantu korban gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
zoom-in-whitePerbesar
Tim medis Unhas bantu korban gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
ADVERTISEMENT
Gempa 7,0 magnitudo yang mengguncang Lombok meninggalkan duka. Hingga Rabu (8/8) Badan Nasional Penanggulangan Bencana serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan ribuan rumah rusak, puluhan ribu warga mengungsi, ratusan orang terluka, dan 105 orang meninggal dunia akibat gempa itu.
ADVERTISEMENT
Namun, masyarakat Indonesia di daerah lain tidak diam melihat saudaranya di Lombok terluka. Banyak yang menginisiasi gerakan bantuan, baik dari masyarakat maupun pihak pemerintah. Salah satu kelompok relawan yang bergerak adalah tim gabungan dokter dari Universitas Hasanuddin yang dipimpin oleh Prof Idrus Paturusi.
Tim kesehatan ini, langsung berangkat ke lokas satu hari setelah bencana terjadi. Total 21 orang termasuk Prof Idrus tergabung dalam tim relawan ini.
Setibanya di lokasi bencana pada Senin (6/8) malam, seakan tidak lelah, Prof Idrus dan tim langsung bergerak cepat mengecek kesiapan ruang operasi dan berkoordinasi dengan pihak RSUD Provinsi NTB di Mataram, tempat bantuan medis dipusatkan.
"Dalam situasi bencana, kita tidak boleh menunda. Segala sumber daya yang ada harus kita kerahkan," kata Prof Idrus seperti dilansir Antara.
Tim medis Unhas bantu korban gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
zoom-in-whitePerbesar
Tim medis Unhas bantu korban gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
Setelah memastikan semuanya siap, pagi harinya, dilakukan pertemuan dengan relawan medis lainnya yang juga datang ke lokasi bencana, yakni tim Public Safety Center (PSC) dari Rumah Sakit Wahidin Sudirohudoso serta tim relawan dari Yogya, Bali, dan Surabaya.
ADVERTISEMENT
Pertemuan tersebut membahas mengenai teknis penanganan kesehatan yang akan dilakukan. Selain itu, dibahas juga mengenai pembagian ruang operasi, mobilisasi tenaga pendukung seperti perawat, dan ketersediaan peralatan.
Dari delapan ruang operasi yang disediakan, tim Prof Idrus menangani tiga ruangan yakni ruang operasi orthopedi, saraf, dan bedah umum. Sedangkan tim dari Yogyakarta, Bali, dan Surabaya masing-masing menangani satu ruang operasi yakni untuk THT, urologi, dan bedah plastik.
Hasil identifikasi awal, ada sekitar 200 pasien patah tulang yang harus mendapatkan penanganan. Tim medis berkonsentrasi melakukan tindakan operasi terhadap pasien-pasien ini, ditambah juga dengan pasien rumah sakit lain. "Totalnya bisa mencapai 300 pasien," kata Prof Idrus.
"Saya kira, 300 pasien itu dapat kita tangani dalam waktu secepatnya. Apalagi ada dukungan dari teman-teman tim medis lain," ujar Prof Idrus.
Tim medis Unhas bantu korban gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
zoom-in-whitePerbesar
Tim medis Unhas bantu korban gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
ADVERTISEMENT
Dengan jumah pasien yang banyak, Prof Idrus dan tim dituntut untuk melakukan penanganan dengan cepat. Pada Selasa (7/8), tim medis ini memiliki target 60 operasi yang harus diselesaikan.
Sebagian besar dari target hari itu, berhasil dicapai. Padahal, di hari itu, BMKG mencatat ada 238 gempa susulan yang terjadi di Lombok. Prof Idrus harus berjibaku dengan gempa saat sedang melakukan operasi.
Prof Idrus sendiri dikenal sebagai sosok yang tanggap apabila ada bencana. Setidaknya itulah gambaran sosok dirinya di mata Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen Ben Yura Rimba yang juga turun ke lokasi bencana.
Selain di Lombok, Prof Idrus juga pernah beberapa kali mengepalai tindakan medis di daerah-daerah yang terkena bencana. Salah satunya pada Februari lalu, ketika bencana kelaparan melanda Kabupaten Asmat, Papua. Ia mengepalai tim yang terdiri dari 19 pakar kesehatan untuk terjun ke lokasi.
Idrus Paturusi (kiri) di lokasi bencana Gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
zoom-in-whitePerbesar
Idrus Paturusi (kiri) di lokasi bencana Gempa Lombok, Senin (6/8). (Foto: Facebook/Idrus Paturusi)
ADVERTISEMENT