Kisah TKW Asal Lampung yang Ingin Pulang ke Kampung Halaman

29 Januari 2018 17:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marhayati dan anaknya di Pattani, Thailand. (Foto: dok. Hafizi)
zoom-in-whitePerbesar
Marhayati dan anaknya di Pattani, Thailand. (Foto: dok. Hafizi)
ADVERTISEMENT
Media sosial diramaikan oleh rekaman video seorang TKW yang mengaku tidak bisa pulang ke kampung halamannya di Indonesia. Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Facebook Hafizi Ab-rahman pada Sabtu (27/1), TKW bernama Marhayati itu meminta agar dirinya dibantu untuk pulang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan video itu, disebutkan Marhayati pada usia 15 tahun pergi bekerja ke Malaysia. Namun, paspornya hilang sehingga dia tidak bisa pulang ke kampung halamannya di daerah Mesuji, Lampung.
kumparan (kumparan.com) lalu menghubungi Hafizi, pengunggah video Marhayati di Facebook, Senin (29/1). Kepada kumparan, Hafizi bercerita saat ini Marhayati berada di Pattani, Thailand.
"Sekarang dia (Marhayati) di Pattani. Dia itu awalnya masuk Malaysia sekitar umur 15 tahunan. Cerita ke saya, ada masalah sama bosnya di sana sehingga kabur ke Thailand pada tahun keempat di Malaysia," ujar Hafizi melalui sambungan telepon.
Hafizi menambahkan, saat memutuskan kabur itulah Marhayati kehilangan paspor dan identitasnya yang ditahan oleh bosnya. Marhayati lalu pergi ke Thailand, ditemani oleh seorang pria yang kini telah menjadi suaminya.
ADVERTISEMENT
"Suaminya orang Pattani. Sekarang sudah punya anak satu. Kira-kira mereka sudah tinggal di Pattani ini hampir 11 tahunan," tambah Hafizi.
Menurut Hafizi, dirinya baru bertemu dengan Marhayati pada Sabtu (27/1) saat sedang pulang kampung ke Pattani. Pattani merupakan provinsi di Thailand selatan yang berdekatan dengan Malaysia.
"Saya ketemunya tiga hari lalu (27/1). Saya kan kuliah di UIN Lampung, saat pulang ke Pattani, Marhayati datang ke istri saya minta tolong dibantu untuk bisa pulang ke Lampung," tutur Hafizi.
Hafizi merupakan warga asal Pattani. Saat ini dia tengah menempuh pendidikan pasca sarjana di UIN Raden Intan Lampung. Istrinya juga berkuliah di universitas yang sama.
Ketika bertemu Hafizi, Marhayati hanya ingat nama kedua orang tua dan adiknya-adiknya. Terkait tempat tinggalnya, Marhayati hanya mengingatnya di sekitar wilayah Mesuji, Lampung.
ADVERTISEMENT
"Alamat lengkapnya tidak ingat. Tapi dia ingat yayasannya tempat berangkat dulu. Kita lacak yayasannya, dapet info kalau itu lokasinya ada di Tangerang," kata Hafizi.
Hafizi mengungkapkan, Marhayati masih mengingat nama dan nomor telepon yayasan tersebut karena pernah mengontaknya sekitar lima tahun yang lalu. Nomor itu ia dapatkan dari pamannya.
"Pamannya kerja di sana. Jadi sama pamannya komunikasi pakai nomor yayasan itu. Terakhir tapi sudah lima tahun lalu. Setelah itu coba hubungi tidak bisa terus," ungkap Hafizi.
Marhayati, menurut Hafizi cukup terbuka dalam menceritakan masalah yang ia derita kepadanya. Kepada Hafizi, Marhayati mengatakan dirinya masuk ke Malaysia melalui Kalimantan.
"Tapi dia belum mau cerita di sana bekerja sebagai apa, mungkin trauma karena masalahnya atau apa, sehingga belum mau cerita ke saya," papar Hafizi.
Ilustrasi TKI menaiki kapal (Foto: ANTARA FOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TKI menaiki kapal (Foto: ANTARA FOTO)
Saat di Pattani, Marhayati sudah pernah beberapa kali meminta bantuan terkait keinginannya pulang ke Mesuji, namun tidak banyak yang bersedia membantunya.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan takut dan bingung juga karena dia kan tidak ada identitas," beber Hafizi.
Dirinya juga mengatakan Marhayati tidak pernah menghubungi pihak kedutaan Indonesia di Thailand. Alasannya takut karena tidak memiliki identitas. Meski begitu, Hafizi tetap berusaha membantunya dengan menghubungi pihak Konsulat Republik Indonesia (KRI) di Songkhla, Thailand.
"Rencananya sebenarnya hari ini (29/1) mau ke Songkhla, tapi karena masih lelah bantu urus-urus ini dari kemarin, jadi mungkin besok saya baru ke sana," kata Hafizi.
Hafizi berharap, dengan tersebarnya informasi mengenai Marhayati di Internet, perempuan berusia 29 tahun itu bisa segera kembali ke keluarganya di Lampung.