Kisah Zainal Abidin yang Harus Hidup Tanpa Pita Suara

1 Juni 2018 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi layanan kesehatan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi layanan kesehatan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
"Kalau uang dan harta bisa dicari, namun kesehatan tidaklah terbeli."
ADVERTISEMENT
Istilah itu sering digunakan oleh banyak orang untuk mengumpamakan bagaimana mahalnya sebuah arti sehat dalam perjalanan hidup setiap manusia. Sehat itu mahal harganya dan tidak bisa diukur harganya.
Tak kenal kaya atau miskin penyakit bisa saja muncul dalam tubuh manusia secara tiba-tiba. Namun banyak juga orang yang belum sadar bahwa kesehatan itu mahal.
Zainal Abidin mungkin salah satu dari sekian orang yang merasakan saat ini bahwa sehat itu adalah harga yang tak ternilai. Dengan sadar ia melahirkan sendiri penyakit dalam tubuhnya hingga menerima akibat yang buruk di hari tuanya.
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
Kebiasaan merokok aktifnya membuat hari-hari tuanya semakin kelam. Bahkan, ia tak bisa lagi secara leluasa menikmati waktu untuk bermain bersama cucunya di kediamanya di Jalan Perumahan Grya Yasa Lestari, Bojonggede, Bogor.
ADVERTISEMENT
Zainal terpaksa kehilangan suaranya akibat tumor ganas yang berada dalam saluran pita suaranya. Zainal sempat berbagai cerita kepada kumparan mengenai penyakitnya tersebut.
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Soejono Saragih/kumparan)
Ia bercerita melalui sebuah tulisan, karena tak bisa bersuara lagi. Tangan tuanya mencoba menuliskan pengalaman hidupnya.
"Saya merokok dari kelas 1 SMK Tahun 1975 awalnya dulu merokok itu tergiur dari ajakan teman-teman dan hingga tahun 2016 saya tetap merokok walau pada saat itu suara saya selama satu tahun sudag serak dan terasa aneh," tulis Zainal dalam beberapa kertas.
Sebelum sakit, pria berusia 62 tahun ini mengaku mampu menghabiskan rokok paling tidak dari 2-3 bungkus dalam satu hari. Hingga puncaknya pada tahun 2016 silam dokter memvonis kanker laring, karena tumor ganas yang berada di kerongkonganya sudah membesar.
ADVERTISEMENT
"Tahun 2014 hingga tahun 2015 suara saya udah serak namun saya anggap biasa aja dan makin lama makin sakit dan pada Mei saya harus operasi kecil dulu di RSCM, kemudian operasi besar yang akhirnya saya harus relakan pita suara saya diangkat dan kondisi tenggorokan berlubang seperti sekarang," kenang Zainal.
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Dok. Zainul Abidin)
zoom-in-whitePerbesar
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Dok. Zainul Abidin)
Meskipun kondisinya sudah lemah dan sakit parah, beruntung keluarga masih tetap mendukung Zainal. Keluarga terus memberikan semangat kepada Zainal untuk menjalani hidup.
"Semua awalnya sedih, ada yang menjauh, tapi keluarga saya di rumah ini menerima kenyataan saya dan apa boleh buat yang penting sehat," ujar pria yang semasa hidupnya pernah bekerja sebagai kontraktor ini.
Hingga saat ini, Zainal mengaku masih terus menjalani pengobatan secara rutin di RSCM untuk memantau perkembangan kesehatanya. Lima kali dalam enam bulan ia harus berangkat dari kediamanya di Bogor menuju RSCM, dengan ditemani sang istri.
ADVERTISEMENT
"Sekarang masih rutin chek-up. Kalau sekarang makan ini harus kunyah lembek dan makan nasi lembek, namun masih bisa ditelan, yang sakit itu kalau kita batuk berkepanjangan rasanya perih," terangnya.
Ilustrasi asap rokok  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi asap rokok (Foto: Shutterstock)
Beruntungnya selama sakit, Zainal bisa menggunkan Kartu Indonesia Sehat (KIS), di mana semua biaya ditanggung oleh pemerintah.
"Awalnya kita itu berobat di RS Pasar Rebo itu masih biaya sendiri, kemudian pas operasi di RSCM kita pakai KJS (Kartu Jakarta Sehat) pada masa pemerintahan Pak Jokowi (sebagai) Gubernur DKI, seingat saya. Sekarang KIS," jelasnya.
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Dok. Zainul Abidin)
zoom-in-whitePerbesar
Zainal, Perokok aktif yang terkena Kanker Laring (Foto: Dok. Zainul Abidin)
Sekilas memang tidak ada yang berbeda dengan pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat ini, namun dibalik syal yang tertempel dilehernya ada sebuah riwayat penyakit yang cukup tragis yang hingga sekarang meninggalkan luka baginya.
ADVERTISEMENT
Lubang berdiameter sekitar 3 centimeter tersebut harus terus tertutup agar tidak terkena air dari luar dan juga debu. Bahkan ia mengaku masih tetap semangat dan tidak membatasi diri untuk berinteraksi dengan masyarakat yang ada dilingkungan tempatnya tinggal.
"Ini harus ditutup tidak boleh ada debu dan air dari luar yang kena itu pantanganya tapi saya tidak minder, enjoy santai saja penting saya sehat," pungkasnya.