Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kabiro Humas KLHK Djati Wicaksono mengatakan, sejauh ini belum ada laporan kebakaran yang masuk ke area konservasi orang utan.
“Baru saja saya konfirmasi ke temen-temen BOS (Balikpapan Orang Utan Survival) juga yang di Nyaru Menteng tidak ada kebakaran di wilayahnya. Tapi memang tercium ya dampak asap itu sampai ke wilayah tersebut,” ujar Djati di KLHK, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (16/9).
Djati menjelaskan, area konservasi sampai saat ini masih tergolong aman dari kebakaran hutan. Kondisi konservasi memang berbeda dengan area perkotaan yang mayoritas tertutup kabut asap dan berdampak pada warga.
"Untuk di hutan dan area konservasi, masih tergolong aman dari efek asap. Berbeda dengan area perkotaan yang efek dari asap langsung terasa," kata Djati.
Namun, Djati memastikan, sudah ada tim kedokteran hewan di setiap konservasi untuk berjaga-jaga bila diperlukan. “Kalau di kotanya mungkin tidak sehat, tapi kalah di hutan di lokasi konservasi orang utan relatif masih aman,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terkait adanya video evakuasi orang utan yang tersebar di media sosial, Djati menegaskan hal tersebut tidak benar. Video tersebut adalah video kejadian karhutla pada tahun 2015.
“Itu foto lama, foto 2015 yang didaur ulang ya. Kita lihat lagi kita akan cermati lagi itu dari konservasi orang utan yang lama,” ujarnya.
Kebakaran hutan dan lahan di sebagian Pulau Kalimantan masih belum bisa dipadamkan. Masyarakat yang tinggal di dekat titik-titik api mulai mengalami gangguan kesehatan, akibat terpapar asap karhutla.
Angka yang cukup drastis ini dihimpun dari 13 Kabupaten/Kota selama Januari hingga September 2019 dan diperkirakan akan terus meningkat.
ADVERTISEMENT