KNKT Butuh Kapal Tanpa Jangkar untuk Cari CVR Lion Air

28 November 2018 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan Denjaka TNI AL kembali mencari black box dan pesawat Lion Air di Perairan Karawang, Jawa Barat (1/11).  (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Denjaka TNI AL kembali mencari black box dan pesawat Lion Air di Perairan Karawang, Jawa Barat (1/11). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Proses pencarian CVR pesawat Lion Air PK-LPQ nomor penerbangan JT-610 masih terus dilakukan. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut saat ini pihaknya masih membutuhkan sejumlah alat untuk mempermudah proses pencarian.
ADVERTISEMENT
"KNKT masih melanjutkan pencarian black box yaitu CVR hanya saja dengan kendala yang ada kami membutuhkan kapal dan alat dengan kemampuan dan alat yang berbeda dengan yang kemarin dipakai," kata Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers di gedung KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/11).
Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dikerahkan untuk membantu pencarian pesawat Lion Air JT 610. (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dikerahkan untuk membantu pencarian pesawat Lion Air JT 610. (Foto: Soejono Eben Ezer Saragih/kumparan)
Saat ini, KNKT memang butuh banyak kapal dan alat bantu lainnya untuk dapat menemukan CVR di dasar perairan Ujung Karawang. Termasuk, kapal yang bisa berhenti tanpa jangkar.
"Pertama, karena lokasi (jatuh) dekat dengan pipa Pertamina, kami butuh kapal yang bisa berhenti tanpa jangkar," tutur Nurcahyo.
Selain itu, KNKT juga membutuhkan alat penyedot lumpur. Hal ini karena area sekitar lokasi jatuh dipenuhi dengan lumpur yang menghambat proses pencarian.
ADVERTISEMENT
"Lumpur ini akan kami pindah. Berikutnya kita butuh alat untuk crane yang kemampuannya lebih besar. Karena kemarin yang digunakan KNKT, Baruna Jaya kapasitasnya 2 ton kita butuh yang lebih besar," ujarnya.
"Dan satu lagi alat selam. Kita butuh alat selam dimana penyelam bisa berada lebih lama di dalam air. Karena kemarin itu kalau enggak salah penyelam hanya bisa didasar laut kira-kira hanya 10 menit di dasar laut," tambahnya.
Kondisi Black Box yang ditemukan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Black Box yang ditemukan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Nurcahyo mengatakan bahwa KNKT sudah menjalin hubungan dengan pihak penyedia kapal dari Singapura. Ia berharap dalam beberapa hari ke depan kapal tersebut sudah bisa merapat ke lokasi jatuhnya Lion Air.
"Untuk semua alat dan kapal yang kita butuhkan, sekarang ini sampai tadi malam sedang ada diskusi dengan pemilik kapal. Harapannya dalam satu dua hari ini mereka bisa berangkat dari Singapura," pungkasnya.
ADVERTISEMENT