KNKT Gangguan pada Lion Air: Perbaikan Komponen Pesawat Sangat Ketat

29 November 2018 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KNKT melakukan konferensi pers terkait kabar tak benar kelayakan pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KNKT melakukan konferensi pers terkait kabar tak benar kelayakan pesawat Lion Air JT-610. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
ADVERTISEMENT
KNKT sempat menemukan adanya gangguan atau kerusakan pada komponen Angle of Attack (AoA) pad pesawat Lion Air yang jatuh di Ujung Karawang, Jawa Barat. Kerusakan ini ditemukan pada satu penerbangan sebelum akhirnya pesawat Boeing 737 Max 8 dengan nomor registrasi PK-LQP itu jatuh.
ADVERTISEMENT
KNKT menemukan data dari Flight Data Recorder (FDR) bahwa pesawat ini sudah mengalami 6 kali gangguan pada sejumlah komponen sejak 26 Oktober sampai akhirnya jatuh pada 29 Oktober. Salah satu komponen yang mengalami gangguan secara berulang, yakni IAS disagree atau indikator kecepatan dan ALT disagree atau indikator ketinggian. Hal ini dipengaruhi pada komponen AoA.
KNKT berserta Basarnas memeriksa mesin pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KNKT berserta Basarnas memeriksa mesin pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Investigator KNKT Ony Suryo Wibowo menegaskan, perbaikan komponen dalam dunia penerbangan memang tidak bisa sembarangan. Semua komponen yang sudah diperbaiki harus diuji kembali dan tersertifikasi.
"Perbaikan dalam dunia penerbangan ada prosedur yang sangat ketat," ujar Ony di gedung KNKT, Gambir, Jakarta, Kamis (29/11).
KNKT berserta Basarnas memeriksa mesin pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KNKT berserta Basarnas memeriksa mesin pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Ony menjelaskan, setiap komponen yang mengalami gangguan memang harus diperbaiki atau diganti. Pergantian komponen ini tidak bisa langsung digunakan tanpa serangkaian pengujian terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Setelah selesai dia harus diuji, dikalibrasi, kemudian ada sertifikatnya. Kalau enggak ada sertifikatnya, barang baru sekalipun, barang tak boleh dipakai," tambah dia.
KNKT berserta Basarnas memeriksa roda pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KNKT berserta Basarnas memeriksa roda pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Dia mengatakan barang yang sudah diperbaiki yang diikuti dengan sertifikat maka sah untuk digunakan oleh pesawat, termasuk AoA. Sehingga tak perlu diragukan lagi apakah komponen itu layak atau tidak.
"Barang sudah di-repair, apapun bentuknya, dengan sertifikat yang valid, sah digunakan di pesawat," ujarnya.
Turbin Lion Air JT-610 diangkut menuju KNKT untuk dilakukan pemeriksaan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Turbin Lion Air JT-610 diangkut menuju KNKT untuk dilakukan pemeriksaan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Namun, dia tidak memaparkan masalah apa yang terjadi pada AoA yang sempat diperbaiki usai penerbangan Bali-Jakarta. Pihaknya tengah bekerja sama dengan Malaysia untuk mengetahui kerusakan apa yang terjadi.
"Karena barang ini selain dipakai Lion Air Indonesia, juga dipakai di Malaysia. Untuk itu kami bekerja sama dengan Malaysia untuk mendapat datanya. Nanti mereka akan dapat hak khusus," tuturnya.
KNKT berserta Basarnas memeriksa roda pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
KNKT berserta Basarnas memeriksa roda pesawat Lion air JT-610 yang ada di JICT 2, Minggu (4/11/2018). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT