news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Koalisi Santri Demo di MUI Tuntut Ma'ruf Amin Mundur

13 Agustus 2018 15:12 WIB
Sejumlah massa berunjuk rasa menuntut agar KH Ma'ruf Amin mundur sebagai ketua MUI di depan kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah massa berunjuk rasa menuntut agar KH Ma'ruf Amin mundur sebagai ketua MUI di depan kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sejumlah orang yang mengatasnamakan Koalisi Santri Pemuda (KSP) Indonesia melakukan unjuk rasa di depan Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jalan Proklamasi No. 5, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/8).
ADVERTISEMENT
Mereka menuntut Ketua Umum MUI KH. Ma'ruf Amin untuk turun dari jabatannya karena telah maju sebagai cawapres dalam Pilpres 2019.
"Secara tidak langsung ini jelas bahwa Ma'ruf Amin sudah tidak layak lagi memimpin MUI, Ma'ruf Amin adalah politisi, dan MUI harus bebas dari politisi," ujar Ketua KSP Indonesia, Ananda Imam, di depan Kantor MUI.
Sejumlah massa berunjuk rasa menuntut agar KH Ma'ruf Amin mundur sebagai ketua MUI di depan kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah massa berunjuk rasa menuntut agar KH Ma'ruf Amin mundur sebagai ketua MUI di depan kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Dalam orasinya, Ananda menyebut KSP menyatakan empat sikap, yakni Ma'ruf Amin harus mundur dari jabatannya sebagai ketum MUI, meminta MUI netral dan tidak berpolitik praktis, tidak menjadikan MUI sebagai kendaraan politik, serta meminta MUI tidak dikotori oleh kepentingan politik.
"Jika ingin berniat menjadi politisi, tunjukkanlah sikap ksatria dengan mundur. Jangan sampai MUI dijadikan bancakan atau bahan untuk mengkampanyekan dirinya," tutur lelaki asal Jawa Timur ini.
ADVERTISEMENT
Ananda menilai, apabila Ma'ruf tidak mau mundur dari jabatannya sebagai ketum MUI, maka sikap itu mencerminkan sebagai sosok yang rakus pada jabatan.
Demo Koalisi Santri tuntut Maruf Amin mundur dari Ketum MUI, di Kantor MUI, Senin (13/8/2018). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Demo Koalisi Santri tuntut Maruf Amin mundur dari Ketum MUI, di Kantor MUI, Senin (13/8/2018). (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
"(Jika menolak mundur) jelas rakus jabatan. Kalau misalkan Ma'ruf Amin mencerminkan kedewasaannya, tidak akan ada bancakan-bancakan seperti kemarin yang menyatakan bahwa massa alumni 212 adalah saya yang membangun," tegasnya.
Ia menyebut pernyataan Ma'ruf tentang massa 212 yang diinisiasinya sebagai bentuk politisasi dan upaya kampanye mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut.
"Klaim yang sangat merugikan ya karena tidak semua alumni 212 ataupun mereka yang setuju penistaan agama kemarin setuju dengan sikap Ma'ruf Amin. Sikap dari Ma'ruf Amin seolah-seolah menyamaratakan yang ikut Ma'ruf Amin kemarin setuju, padahal tidak," jelas Ananda.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, aksi unjuk rasa dimulai sekitar pukul 13.30 WIB. Massa berorasi dengan iringan selawat nabi.
Sejumlah massa berunjuk rasa menuntut agar KH Ma'ruf Amin mundur sebagai ketua MUI di depan kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah massa berunjuk rasa menuntut agar KH Ma'ruf Amin mundur sebagai ketua MUI di depan kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)