Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Komnas HAM Khawatirkan Intoleransi Berkembang saat Pemilu 2019
ADVERTISEMENT
Komnas HAM mengkhawatirkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM ) dengan munculnya intoleransi di tengah masyarakat. Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menuturkan, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan primordialisme masih menjadi nilai penting yang dipegang masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Ada satu tren baru, yaitu intoleransi, radikalisme, dan kekerasan, yang berkembang hari ke hari. Menurut catatan Komnas HAM dan kepolisian, ini satu tantangan yang harus kita selesaikan tahun ini dan tahun-tahun mendatang," kata Ahmad dalam peringatan Hari HAM di Hotel Royal Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (10/12).
"Perbedaan label dan etnis diakui responden sebagai hal menguntungkan dan memudahkan kehidupan mereka. Dalam berbagai konteks, situasi ini mengonfirmasi bahwa primordialisme masih jadi nilai penting yang dipegang masyarakat," lanjut dia.
Menurut Ahmad, munculnya primordialisme di tengah masyarakat memungkinkan munculnya kriminalisasi ras dan etnis lainnya.
"Potensi akan adanya diskriminasi ras dan etnis memiliki probabilitas besar," ucap dia.
Terlebih, jelang pelaksanaan pemilu pada April 2019, pemerintah mesti mewaspadai munculnya intoleransi di tengah masyarakat. Ahmad berharap pemerintah dan aparat penegak hukum memiliki langkah-langkah pencegahan berkembangnya intoleransi dengan merangkul seluruh elemen masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Agenda pemilihan presiden masih akan diwarnai sentimen keagamaan, ras, dan etnis. Harus diwaspadai dan diambil langkah-langkah pencegahan dan penegakan hukum yang komprehensif," tuturnya.
"Komnas HAM mendorong mekanisme bersama untuk menangani intoleransi secara komprehensif, dengan melibatkan segenap komponen masyarakat," pungkas Ahmad.