Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental

3 Desember 2018 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers Komnas HAM temukan panti tak layak bagi penyandang disabilitas mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers Komnas HAM temukan panti tak layak bagi penyandang disabilitas mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengobservasi enam panti rehabilitasi sosial yang dikelola oleh swasta dan perorangan. Hal ini dilakukan untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional dan Hari HAM Sedunia.
ADVERTISEMENT
Keenam panti yang diteliti Komnas HAM terletak di Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Observasi ini membutuhkan waktu lima hari untuk satu panti rehabilitasi.
“Dalam konteks Hari Penyandang Disabilitas ini, kami memang mengambil satu isu yang paling jarang untuk dilihat, diperhatikan oleh banyak orang (Penyandang Disabilitas Mental),” ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (3/12).
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
Komnas HAM mendapat temuan yang memprihatinkan. Misalnya Panti A di Brebes, Komnas HAM menemukan laki-laki dan perempuan yang ditempatkan dalam satu ruangan. Tidak hanya itu, Panti B di Brebes juga terlihat memasung penyandang disabilitas mental (PDM).
Sementara itu, pada Panti C dan D di Cilacap, para PDM diberi pengobatan yang tak masuk akal seperti diberi ramuan, hingga dimandikan tengah malam.
ADVERTISEMENT
Di Panti D di Cilacap, para PDM dimandikan pukul 01.00 WIB-02.00 WIB, mereka diberi ramuan rempah-rempah. Dalam panti ini, para PDM dikurung di ruang isolasi yang tak layak.
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
“Pemahaman masyarakat bahwa PDM dianggap sebagai kutukan itu, masih terjadi di beberapa daerah di Indonesia, terutama di (daerah) terpencil,” kata peneliti Komnas HAM Mochamad Felani.
“(Di panti tersebut) Terdapat 130 orang PDM, 14 petugas yang merupakan santri di sana, 20 PDM di kurung di ruang isolasi kumuh, beralaskan tanah, sebagian terendam air yang baunya menyengat,” kata Felani.
Komnas HAM mencatat, dari 6 panti yang diobservasi, ada 2 panti yang kondisinya masih manusiawi. Panti tersebut yakni Panti E dan F di Sleman dan Bantul.
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
Di panti E, para PDM diberi metode pengobatan secara kekeluargaan. Para PDM dianggap sebagai keluarga dan diberikan aktivitas melipat kayu dan bungkus kardus. “Hasilnya memang tidak seberapa, tapi hal ini membuat mereka jadi merasa dibutuhkan di dunia ini,” ceritanya.
ADVERTISEMENT
Panti terakhir, Panti F di Bantul, memiliki fasilitas yang bersih dan sehat. Metode yang digunakan yaitu penyembuhan Islami modern.
Maka, dalam rangka memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional dan Hari HAM Sedunia, Komnas HAM menginginkan hasil observasi ini sebagai dorongan untuk memperlakukan PDM lebih baik. Baik dari pihak pemerintah hingga masyarakat.
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bukti Komnas HAM Temukan Panti Tak Layak bagi Penyandang Disabilitas Mental. (Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan)