news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kontroversi Khasiat Kangen Water dan Kabar Hoax yang Menyertai

24 November 2017 13:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kangen Water (Foto: Dok. kangenwater.co.id)
zoom-in-whitePerbesar
Kangen Water (Foto: Dok. kangenwater.co.id)
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (23/11) masyarakat digegerkan oleh kabar hoax tentang khasiat Kangen Water di media sosial. Khasiat mujarab yang digembar-gemborkan oleh produsen Kangen Water disebut-sebut tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.
ADVERTISEMENT
PT Enagic Indonesia, produsen Kangen Water, dalam situsnya (kangenwater.co.id) menyebut produknya dapat memperlancar pembuangan toksin-toksin berbahaya keluar dari tubuh, membuat susu formula bayi, memberi kelembaban alami bagi kulit, mencuci buah dan sayur agar terbebas dari pestisida, hingga dapat membersihkan kamar mandi.
Kabar hoax khasiat Kangen Water itu muncul terkait dengan beredarnya surat berkop Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang beredar di media sosial. Surat "berita acara pemeriksaan" itu bertuliskan bahwa berdasarkan berita acara pemeriksaan dari Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, PT Enagic Indonesia selaku produsen mesin Kangen Water diminta untuk:
1. Menarik semua brosur terkait informasi yang mengklaim bahwa produk mesin Kange Water yang “telah diakui negara” (Kementerian Kesehatan RI).
ADVERTISEMENT
2. Menarik semua brosur terkait informasi yang mengklaim bahwa produk mesin Kangen Water sebagai “medical device”.
3. Tidak boleh mengklaim bahwa produk mesin ionisasi (water electrolysis) sebagai produk yang “dapat menyehatkan dan/atau menyembuhkan”
4. Untuk nomor 1 s.d 3 di atas, Saudara segera memberikan tindak lanjut dan perbaikan kepada Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT, Kemenkes RI, dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak surat ini ditandatangani.
Surat itu ditandatangani oleh Pimpinan Sarana PT Enagic Indonesia, Erwin Sharif Harahap, dan empat nama "yang melakukan pemeriksaan".
Surat Kemenkes terkait Kangen Water (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Surat Kemenkes terkait Kangen Water (Foto: Dok. Istimewa)
kumparan telah menghubungi pihak Kemenkes terkait beredarnya surat pemeriksaan tersebut, namun belum ada respons.kumparan juga mendatangi kantor BPOM di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Namun, staf Humas enggan memberi komentar karena hal itu masih menjadi subjek pemeriksaan Kemenkes.
ADVERTISEMENT
Komentar Mafindo dan Kangen Water
Terkait isu ini, Co-Founder Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Aribowo Sasmito mengaku tidak percaya sejak awal tentang khasiat Kangen Water.
“Saya biasa mengacu ke sumber-sumber resmi, jadi dari sisi validitas bisa dipegang. Sumber resmi menyebutkan itu pseudo science dan placebo effect, jadi saya lebih pegang yang itu,” ucap Aribowo kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (24/11).
Aribowo juga menyarankan agar masyarakat minum air putih saja dari pada air berkhasiat.
“Air putih sudah paling bagus. Tidak perlu diapa-apain asal minum yang banyak sesuai kebutuhan tubuh,” tambahnya.
Aribowo mengaku bahwa pihaknya ingin menindak penyebar hoax, namun Mafindo sebagai komunitas tidak berwenang untuk melakukannya. Oleh karena itu, Mafindo hanya dapat membongkar hoax dan mengedukasi masyarakat agar rajin membaca.
ADVERTISEMENT
“Jangan malas baca. Masalah dasarnya, kan, itu. Baca judul doang, bagikan, pas ditanya sama orang lain, jawabnya ‘saya enggak tahu, saya cuma share.’ Tidak perlu muluk-muluk minta masyarakat cari referensi pembanding, mulai dari mau baca aja,” jelasnya.
Aribowo mengatakan, bila masyarakat sudah teredukasi maka penjual hoax tidak akan laku di pasar karena pembeli sudah tahu bagaimana memilih produk yang bagus.
kumparan juga berusaha mengkonfirmasi kepada pihak Kangen Water terkait hal ini. kumparan menyambangi kantor pusat PT Enagic Indonesia, produsen Kangen Water, di The Plaza Office Tower lantai 20, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Namun, tak banyak informasi yang didapat.
"Nanti kami akan berikan keterangan resmi," kata seorang sekretaris di perusahaan tersebut yang tak mau disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Raga Imam dan Hesti Widianingtyas