Koordinator Ashram Klungkung, Bali, Bantah Terlibat Kasus Pedofilia

13 Februari 2019 20:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koordinator Ashram I Wayan Sari Dika. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Ashram I Wayan Sari Dika. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Koordinator Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung, I Wayan Sari Dika, membantah di padepokannya itu pernah terjadi kasus pedofilia pada tahun 2015. Dia membantah semua tudingan yang dilontarkan pemerhati anak dan perempuan Siti Sapurah.
ADVERTISEMENT
Sapurah alias Ipung menuding GI, pengelola ashram, pedofil. Tudingan Ipung itu kemudian heboh dan mendapat sorotan Polda Bali, DPRD Bali serta sejumlah pihak, termasuk Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.
"Bahwa itu tidak benar (dugaan pedofilia)," kata Dika usai ditemui Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, Rabu (13/2).
Dika mengatakan pada tahun 2015, ada enam dari delapan siswa mengundurkan diri dari ashram karena masalah internal. Permasalahan itu terjadi antara pengelola ashram, yaitu GI, dengan seorang donatur berkebangsaan Amerika Serikat bernama Dave Fogarty.
Suasana salah satu Ashram di Klungkung terkait dugaan adanya pelecehan seksual terhadap anak. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Saat itu, kata Dika, GI menyerahkan seluruh pengelolaan ashram ke Dave. Sementara itu, GI bertugas mengurus persoalan di luar ashram, di antaranya membangun jaringan.
ADVERTISEMENT
Namun, GI keberatan atas kebijakan Dave yang dinilai memanjakan anak-anak asuh di ashram. Selain itu, sikap Dave dinilai mencoreng pola hidup di ashram. Salah satunya adalah memberikan para siswa fasilitas sepeda motor dan wisata ke sejumlah tempat, terutama di akhir pekan.
GI dan Dave kemudian terlibat cekcok. Para siswa di ashram juga berpengaruh atas cekcok antara GI dan Dave. Siswa diminta memilih: keluar dari ashram atau tetap tinggal.
"Ternyata enam anak, tiga cewek dan tiga cowok memilih keluar, dua orang memutuskan tinggal di ashram, " kata lelaki yang juga sedang menempuh pascasarjana di Universitas Udayana ini.
Suasana salah satu Ashram di Klungkung terkait dugaan adanya pelecehan seksual terhadap anak. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Keluarnya enam siswa dari ashram itulah yang dituding sejumlah pihak buntut dari kasus pedofilia yang terjadi di ashram. Padahal menurut Dika, enam anak itu keluar dari ashram karena masalah internal yang telah disebutkannya itu.
ADVERTISEMENT
Dika yang sudah menjabat sebagai koordinator ashram sejak tahun 2016 ini juga telah berkomunikasi dengan GI yang sedang berada di India. GI, kata Dika, sudah tahu dituding melakukan tindakan tercela. Namun menurut Dika, GI tak mau ambil pusing.
"Terakhir komunikasi dua hari yang lalu. Guruji (GI) sudah tahu dan masih aktif di media sosial, tanggapan Guruji biasa saja," ujar lelaki yang sudah tinggal di ashram sejak tahun 2011 ini.
Dika juga heran terhadap sejumlah isu pedofilia yang berkembang di masyarakat. Menurut Dika, GI selalu menjadi guru dan bapak bagi siswa. GI, kata dia, juga selalu menekankan tujuan hidup saat memberi wejangan kepada siswa.
"Guruji memberikan kami bimbingan, " kata dia.
ADVERTISEMENT