Korban DBD Tewas Capai 180 Orang, Menkes Imbau Warga Bersihkan Parit

25 Februari 2019 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan mencatat pada 2019, hingga bulan Februari, jumlah korban meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia mencapai 180 orang. Sementara, untuk yang terjangkit DBD mencapai 18.106 orang di seluruh wilayah.
ADVERTISEMENT
Paling banyak terjadi di Jawa Timur, ada 3.024 kasus dan Jawa Barat dengan 2.461 kasus.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengimbau agar masyarakat melakukan pencegahan. Salah satu cara yang mudah adalah membersihkan parit di depan rumah.
"Kalau saya melihat dua artinya keaktifan dari masyarakat sendiri. Rumah itu harus bersih, saya ingat sekali Pak Wapres mengatakan 'aduh rumah itu punya satu sekop aja' ya Pak bersihin got, parit di depannya masing-masing itu sudah lumayan membersihkan," kata Nila di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (25/2).
"Jadi memang itu yang kita minta agar masyarakat juga waspada. Karena demam berdarah akan terus terjadi," imbuhya.
Petugas memeriksa pasien deman berdarah (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok. Foto: Antara/Kahfie kamaru
Meski begitu, ia mengklaim kasus DBD saat ini jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan lantaran musim penghujan akan segera berakhir.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari tahun ini cukup banyak ya. Tapi insyaallah sudah mulai turun ya jadi jumlahnya saat ini karena musim hujannya juga sudah mulai berakhir," jelasnya.
Ia menyebut pihaknya kini menggencarkan fogging ke permukiman warga. Ia mengingatkan kepada masyarakat, jika ada anggota keluarga yang terjangkit DBD agar segera dibawa ke rumah sakit.
"Saya ingatkan ke masyarakat kalau anak demam, sebenarnya kalau demam bukan DBD belum tentu DBD, tapi jauh lebih baik daripada terlambat. Yang bahaya itu kalau sudah trombosit turun, pengenceran darah terjadi, itu yang bahaya itu yang menyebabkan kematian dan enggak kekejar biasanya," jelasnya.