Korban Keracunan Tutut di Kota Bogor Bertambah Jadi 85 Orang

26 Mei 2018 17:26 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban keracunan tutut di Bogor.  (Foto: dok. Humas Polresta Bgr Kota)
zoom-in-whitePerbesar
Korban keracunan tutut di Bogor. (Foto: dok. Humas Polresta Bgr Kota)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah korban keracunan olahan makanan tutut, sejenis keong sawah, di Tanahbaru, Kota Bogor, Jawa Barat, terus bertambah. Hingga Sabtu (26/5) siang, korban dirawat di sejumlah rumah sakit mencapai 85 orang, setelah sebelumnya dilaporkan 55 orang.
ADVERTISEMENT
"Sabtu pagi sudah ada 60 orang yang dilaporkan dan dibawa ke pusat kesehatan, sampai siang ini bertambah lagi, totalnya ada 85 orang," kata Sekretaris Kelurahan Tanah Baru, Muslim, saat ditemui di Puskesmas Bogor Utara, Kota Bogor, seperti dilansir Antara, Sabtu (26/5).
Menurutnya, ada sekitar 20 orang dirawat di Puskesmas Bogor Utara, 15 orang di RSUD Kota Bogor, 3 orang RS Azra, 14 orang di RSUD Karya Bhakti Bogor, dan satu orang di RS Mulia Bogor, 4 orang di RS Mulia, 2 orang di PMI, satu orang di RS Vania, 6 orang di Puskesmas Tanah Sereal, dan 3 orang di Puskesmas Mekar Wangi.
"Beberapa warga ada yang berinisiatif merawat sendiri tanpa rujukan puskesmas, dan ada sekitar 19 dirawat di rumah," kata Muslim.
Korban keracunan tutut di Bogor.  (Foto: dok. Humas Polresta Bgr Kota)
zoom-in-whitePerbesar
Korban keracunan tutut di Bogor. (Foto: dok. Humas Polresta Bgr Kota)
Muslim mengatakan, hampir sebagian besar korban adalah anak-anak dengan usia antar 10-15 tahun. Menurut Muslim, selama ini tidak pernah terjadi keracunan masal di daerahnya. Untuk pertama kalinya warga mengalami keracunan setelah makan tutut.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini bermula pada Jumat (25/6) malam. Banyak warga di Kelurahan Tanahbaru yang mengeluh mual, muntah, dan diare setelah mengonsumsi tutut. Tutut tersebut dijual oleh seorang pedagang bernama Juju seharga Rp 2 ribu per bungkus. Juju menjual tutut yang berasal dari seorang warga bernama Yaya atau Diah.
"Mereka itu pedagang lama, sudah biasa jualan tutut," jelas Muslim.
Tutut. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Tutut. (Foto: Wikimedia Commons)
Sementara itu, berdasarkan informasi dari warga, tutut yang dimakan saat itu sudah agak berlendir, bahkan aromanya kurang enak. Hingga saat ini, sebagian besar warga masih menjalani perawatan medis di sejumlah rumah sakit dan puskesmas, sementara lainnya menjalani rawat jalan.