Korban Penembakan Christchurch Maafkan Pelaku: I Still Love You

19 Maret 2019 9:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Farhid Ahmed memegang foto mendiang istrinya. Foto: Reuters/Edgar Su
zoom-in-whitePerbesar
Farhid Ahmed memegang foto mendiang istrinya. Foto: Reuters/Edgar Su
ADVERTISEMENT
Butuh kesabaran, keikhlasan, dan jiwa yang besar untuk menjadi seperti Farhid Ahmed. Istri dan kawan-kawannya meninggal dunia dalam penembakan di masjid Christchurch, tapi Ahmed memaafkan pelakunya, bahkan mengatakan "menyayanginya".
ADVERTISEMENT
Sebanyak 50 orang tewas dalam aksi teroris di tengah ibadah salat Jumat tersebut. Di masjid Al Noor, Ahmed adalah satu dari beberapa korban selamat dalam penembakan itu. Kehilangan kerabat dan orang terkasih, Ahmed yang berkursi roda berusaha tegar, menyunggingkan senyum ketika diwawancara Reuters, Selasa (19/3).
"Saya ingin mengirim pesan kepada orang yang melakukan ini, atau jika dia punya kawan yang berpikir untuk melakukannya juga: I still love you," kata pria 59 tahun itu.
Sementara itu di rumahnya, para pelayat berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa atas kematian istrinya, Husna. Ahmed telah lumpuh sejak kecelakaan mobil beberapa waktu lalu. Kembali, dia menyatakan memaafkan pelaku.
"Saya tidak menyetujui apa yang kau lakukan...Kau telah mengambil keputusan yang salah, jalan yang salah, tapi saya ingin mempercayaimu. Bahwa kau punya potensi yang besar," kata Ahmed.
Farhid Ahmed memegang foto istrinya. Foto: Reuters/Edgar Su
Pelaku penembakan itu adalah Brenton Tarrant, 28, penganut paham supremasi kulit putih asal Australia. Sabtu lalu, dia didakwa atas pembunuhan berencana dalam penembakan massal terparah dalam sejarah Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Saat Tarrant melancarkan aksinya, Ahmed berada di masjid Al Noor, namun dia tidak salat di tempat biasanya di ruang utama. Ahmed bersama kawannya salat di ruangan lain.
Ketika itu, Ahmed telah menyerah, mengira akan mati karena dia tidak akan bisa kabur. Namun Tarrant meluputkan ruangan Ahmed dan pria itu berhasil kabur ke tempat parkir.
"Orang-orang berteriak dan berlarian keluar. Mereka panik, saya melihat orang-orang berdarah, beberapa pincang," kata Ahmed.
"Di bagian kanan masjid tempat saya biasa salat, banyak sekali mayat," lanjut dia.
Senjata yang digunakan oleh Brenton Tarrant. Foto: Dok. Istimewa
Ahmed berusaha menenangkan korban terluka hingga polisi dan tim medis datang. Dia tidak tahu, telah kehilangan istrinya. "Saat itu saya tidak tahu jasad istri saya ada di gerbang yang lain," kata Ahmed.
ADVERTISEMENT
"Jika ada kesempatan, saya ingin bertemu kamu. Saya ingin memelukmu dan ingin mengatakan bahwa saya berbicara dari hati. Saya tidak ada dendam, tidak pernah membencimu, tidak akan pernah," kata Ahmed.
"Saya ingin memelukmu dan mengatakan: 'Saya memaafkanmu'. Saya ingin mengatakan, jika dia punya ibu, saya ingin memeluk dia juga dan saya ingin memperlakukan seperti bibi saya sendiri," lanjut dia.
Korban selamat dari penembakan Masjid Al Noor, Farhid Ahmed. Foto: Reuters/Edgar Su