Korut Beli Suku Cadang Rudal Nuklir dari Kedubes di Jerman

4 Februari 2018 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tahun Baru di Berlin, Jerman (Foto: Reuters/Fabrizio Bensch)
zoom-in-whitePerbesar
Tahun Baru di Berlin, Jerman (Foto: Reuters/Fabrizio Bensch)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Utara punya 1001 cara menghindari sanksi internasional untuk menghidupi diri dan meningkatkan program nuklir mereka. Setelah dituduh berhasil menjual minyak ke Korea Selatan lewat Rusia, kini Korut dituding membeli suku cadang rudal melalui Kedutaan di Jerman.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh badan intelijen Jerman BfV kepada stasiun televisi NDR seperti dikutip Reuters, Minggu (4/2). BfV mengatakan, Korut menggunakan Kedutaannya di Berlin untuk melakukan pengadaan suku cadang untuk program rudal.
"Aktivitas pengadaan dilakukan dari tempat itu, yang menurut pandangan kami, berhubungan dengan program rudal dan terkadang juga program nuklir," kata kepala BfV, Hans-Georg Maassen.
Menurut BfV, suku cadang rudal Korut dibeli melalui pasar di seluruh dunia atau melalui orang ketiga yang menerimanya di Jerman.
Rudal Korut (Foto: Reuters/Jason Lee)
zoom-in-whitePerbesar
Rudal Korut (Foto: Reuters/Jason Lee)
Dalam catatannya, barang-barang yang dipesan Korut dari Jerman dilabeli "barang-barang dwi-fungsi" yang bisa untuk keperluan sipil atau militer.
Menurut Maassen, Jerman akan mencegahnya jika aktivitas seperti itu tertangkap basah. "Kami tidak bisa menjamin bisa mendeteksi dan mencegahnya untuk semua kasus," kata dia.
ADVERTISEMENT
Rencananya wawancara antara NDR dan Maassen akan ditayangkan pada Senin waktu setempat.
Cara ini diduga ditempuh karena Korut diganjar sanksi dan embargo yang melarang mereka membeli atau menjual senjata. Namun tetap saja Korut berhasil menelikung sanksi itu melalui berbagai cara.
Salah satunya yang berhasil terungkap adalah cara Korut menjual minyak mentah ke berbagai negara, sebuah perdagangan terlarang menurut resolusi Dewan Keamanan PBB. Untuk itu, Korut menggunakan kapal Rusia untuk menjual minyak mereka, salah satunya ke Korea Selatan.