KPAI: Anak Korban Kebakaran di Bidara Cina Alami Trauma

29 Mei 2018 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pasca kebakaran di Bidara Cina. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pasca kebakaran di Bidara Cina. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah melakukan pengawasan ke lokasi kebakaran di Jalan Kebon Sayur 2 RT 007 dan 008/RW 014 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (28/5). Dari pantauan di lokasi pengungsian, KPAI melihat anak korban kebakaran--terutama yang balita-- mengalami trauma.
ADVERTISEMENT
"Saat kejadian, anak-anak masih terlelap tidur, tapi langsung dibangunkan dan dibawa berlari ke luar rumah, melewati gang sempit yang dijejali orang-orang yang panik menyelamatkan diri. Situasi ini mengakibatkan anak-anak balita mengalami trauma," ujar Susianah Affandy, Komisioner KPAI Bidang Sosial dalam keterangannya, Selasa (29/5).
Susianah menambahkan, indikasi trauma diantaranya anak kehilangan selera makan dan kerap menggigau dan menangis ketika tidur, terutama malam hari. Meski begitu, anak-anak ini dinilai telah beradaptasi dengan bencana karena tempat tinggal mereka yang berada di samping Sungai Ciliwung yang banjir ketika curah hujan tinggi.
"Anak-anak usia 8-12 tahun yang kami temui mengaku menerima kejadian ini sebagai musibah, sebab menurut mereka tak ada gunanya marah karena tak mengembalikan rumah dan barang-barang yang hangus terbakar", jelas Susianah.
Suasana pasca kebakaran di Bidara Cina. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pasca kebakaran di Bidara Cina. (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
Akibat kebakaran Bidara Cina ini, sebanyak 221 jiwa dan 56 kepala keluarga kehilangan rumah mereka. Dari pengawasan KPAI, anak yang terdampak kebakaran sebanyak 57 jiwa.
ADVERTISEMENT
"KPAI meminta kepada Pemerintah Kota Jakarta Timur agar memberikan kemudahan kepada warga terdampak kebakaran dalam mengurus surat berharga dan penting seperti surat tanah, akte lahir, kartu keluarga, ijazah dan rapor anak," ucapnya.
KPAI juga meminta Pemkot Jakarta Timur dan Pemprov DKI untuk menyediakan sarana air bersih, fasilitas MCK, karena menurut pengakuan warga baru ada satu kamar mandi umum. "Jumlah MCK satu dengan jumlah korban mencapai 221 jiwa jelas tidak memadai", tandas Susianah.
Pihaknya juga meminta pemkot menyediakan fasilitas pengungsian yang ramah anak. Saat ini ada tiga tenda pengungsian yang dibangun ala kadarnya, membuat banyak warga masyarakat tidak betah karena kondisinya yang panas.
"Anak-anak harus mendapatkan trauma healing dan psiko sosial yang dapat mengembalikan keceriaan mereka seperti sebelum ternjadinya kebakaran. Hal ini dapat dilakukan oleh Dinas Sosial DKI Jakarta dan Kemensos RI," kata Susianah.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pemkot harus segera mencari jalan keluar bagi tempat hunian warga terdampak. Temuan KPAI, warga yang memiliki anak-anak kebingungan terhadap tempat tinggal mereka di masa depan.
"Karena tidak mungkin mereka berada di pengungsian ala kadarnya dalam jangka waktu lama. Saat ini warga terdampak mulai merencanakan kos atau ngontrak," pungkasnya.