KPAI Awasi Sekolah Darurat di Palu, Pastikan Hak Pendidikan Berjalan

22 Oktober 2018 5:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KPAI mengawasi pelaksanaan sekolah darurat untuk anak-anak korban bencana di Palu dan Donggala (Foto: Dok. KPAI)
zoom-in-whitePerbesar
KPAI mengawasi pelaksanaan sekolah darurat untuk anak-anak korban bencana di Palu dan Donggala (Foto: Dok. KPAI)
ADVERTISEMENT
Masa tanggap darurat bencana Sulawesi Tengah akan berakhir pada Jumat (26/10) mendatang. Berbagai upaya pemulihan masih terus dilakukan, salah satunya kegiatan belajar mengajar bagi para anak-anak terdampak gempa dan tsunami.
ADVERTISEMENT
Sekolah-sekolah darurat dibangun agar anak-anak tetap bisa belajar, meski bangunan sekolah mereka sebagian besar hancur karena guncangan gempa dan tersapu tsunami.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut mengawasi sekolah-sekolah darurat untuk memastikan hak pendidikan mereka berjalan. Pengawasan dilakukan pada 20-22 Oktober.
"Pengawasan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di dua lokasi pengungsian yang memiliki tenda sekolah darurat untuk kepentingan psikososial terhadap anak-anak pengungsi," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, dalam keterangan resminya, Senin (22/10).
Setibanya di Palu pada Sabtu (20/10) lalu, tim KPAI langsung mengunjungi posko pendidikan di halaman kantor Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Mereka langsung mengadakan rekomendasi dengan Dinas Pendidikan Sulteng hingga Disdik Kabupaten terkait distribusi 246 tenda darurat, 80 persen di antaranya sudah berdiri dengan bantuan relawan.
KPAI mengawasi pelaksanaan sekolah darurat untuk anak-anak korban bencana di Palu dan Donggala (Foto: Dok. KPAI)
zoom-in-whitePerbesar
KPAI mengawasi pelaksanaan sekolah darurat untuk anak-anak korban bencana di Palu dan Donggala (Foto: Dok. KPAI)
"Pihak sekolah juga sempat dilatih mendirikan tenda kelas darurat di posko pendidikan. Pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan pihak sekolah nantinya dapat memasang dan membongkar tenda sesuai situasi dan kondisi, mengingat kebutuhan tenda kelas darurat sekolah di bawah Kemdikbud mencapai 1.560 tenda, sementara yang tersedia hingga 22 Oktober baru 246 tenda," jelas Retno.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk sekolah-sekolah di bawah kewenangan Kemenag yang terdampak bencana mencapai 326 sekolah. Dan hingga Minggu (21/10), mereka masih kekurangan 308 tenda darurat yang diperuntukan untuk kelas darurat.
KPAI juga menemui sekolah-sekolah setingkat Madrasah masih belum menerima tenda kelas darurat seperti yang dijanjikan.
"Baru ada lima tenda kelas darurat yang diperoleh Madrasah, itu pun merupakan bagian jatah sumbangan tenda yang diterima Kemdikbud," lanjutnya.
KPAI mengawasi pelaksanaan sekolah darurat untuk anak-anak korban bencana di Palu dan Donggala (Foto: Dok. KPAI)
zoom-in-whitePerbesar
KPAI mengawasi pelaksanaan sekolah darurat untuk anak-anak korban bencana di Palu dan Donggala (Foto: Dok. KPAI)
KPAI memperoleh informasi bahwa kegiatan belajar mengajar di Palu, Donggala dan Parimo belum berjalan normal. Hal itu lantaran masih banyak siswa yang belum masuk sekolah. Pihak sekolah yang bangunannya rusak parah juga belum bisa mendata sepenuhnya siswa yang selamat atau tidak dari bencana.
ADVERTISEMENT
Sementara sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan sedang hingga ringan sudah memulai kegiatannya dengan memfokuskan pada psikososial anak-anak.
"Sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan ringan dan sedang akibat gempa dan tsunami telah memulai pembelajaran dengan psikososial," tutup Retno.
Rencananya, pada Senin, tim KPAI didampingi Kepala Dinas PPPA Donggala dan Ketua Umum Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) akan mengawasi sejumlah sekolah darurat di Kabupaten Donggala.