news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KPK Kembali Periksa Direktur PT PJB Dalam Kasus Dugaan Suap PLTU Riau

14 Agustus 2018 10:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Febri Diansyah, Juru Bicara KPK. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Febri Diansyah, Juru Bicara KPK. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
KPK terus mendalami proses penunjukkan Blackgold Natural Resources Limited sebagai anggota konsorsium pembangunan proyek PLTU Riau-1 yang diduga berbau suap.
ADVERTISEMENT
Kali ini, KPK memanggil Direktur Pengembangan dan Niaga PT PJB Henky Heru Basudewo sebagai saksi. Henky diperiksa untuk kedua kalinya untuk tersangka mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eni Maulani Saragih. Sebelumnya Henky pernah diperiksa pada Senin (30/7) lalu.
"Yang bersangkutan kami periksa sebagai saksi untuk tersangka EMS (Eni Maulani Saragih)," ujar juru bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Selasa (14/8).
Sebelumnya, KPK tengah menelusuri mekanisme penunjukan langsung yang mendasari pembentukan konsorsium penggarap PLTU Riau-1.
"Kami sedang mendalami lebih jauh sebenarnya apa saja yang terjadi dalam penunjukan langsung tersebut. Itu yang sedang kami dalami," ujar juru bicara KPK Febri Diansyah di kantornya, Jumat (20/7).
Dalam kasus ini, KPK menduga Eni yang merupakan kader Partai Golkar itu menerima suap Rp 4,8 miliar dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo. KPK menduga uang itu merupakan suap terkait pembangunan PLTU Riau-1.
Proyek PLTU Riau  (Foto: IG @PLTU Riau)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek PLTU Riau (Foto: IG @PLTU Riau)
KPK menduga Eni mempengaruhi manajemen PLN agar Blackgold ikut dalam proyek PLTU Riau-1. Meski sebagai anggota DPR tak punya kewenangan dalam proses pengadaan pembangkit listrik di PLN, Eni diduga memiliki pengaruh.
ADVERTISEMENT
BlackGold Natural Resources merupakan perusahaan tambang batu bara yang menjadi anggota konsorsium PLTU Riau-1 bersama perusahaan asal Tiongkok, China Huadian Engineering Co. Ltd, dan PT PLN Batu Bara (PLN BB). Konsorsium tersebut dipimpun oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) sebagai kontraktor pada proyek PLTU Riau-1.
PLTU Riau 1 dijadwalkan akan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2024. Kapasitasnya sebesar 600 MW. PLTU ini akan dibangun di Kecamatan Penarap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Nilai investasi proyek PLTU Riau 1 mencapai USD 900 juta atau Rp 12,87 triliun.