KPK Kembangkan Kasus e-KTP, Periksa Istri Setnov

31 Mei 2018 13:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Istri Setnov keluar dari gedung KPK (Foto: Raga Iman)
zoom-in-whitePerbesar
Istri Setnov keluar dari gedung KPK (Foto: Raga Iman)
ADVERTISEMENT
Deisti Astriani Tagor, istri dari Setya Novanto, mendatangi Gedung KPK, Kamis (31/5). Deisti datang sekitar pukul 09.40 WIB dengan menggunakan kerudung berwarna oranye ditemani tiga orang perempuan.
ADVERTISEMENT
Deisti tidak berkomentar soal maksud kedatangannya tersebut dan langsung masuk ke dalam lobi Gedung KPK. Ia sempat berada di ruang tunggu untuk beberapa saat untuk kemudian beranjak ke lantai dua, tempat di mana ruang pemeriksaan berada.
Deisti beberapa kali diperiksa penyidik KPK dalam kasus korupsi e-KTP yang juga menjerat suaminya sebagai terpidana. Kendati demikian, nama Deisti tidak tercantum sebagai saksi yang dijadwalkan akan diperiksa terkait penyidikan kasus dugaan korupsi pada hari ini.
Istri Setnov keluar dari gedung KPK (Foto: Raga Iman)
zoom-in-whitePerbesar
Istri Setnov keluar dari gedung KPK (Foto: Raga Iman)
Dikonfirmasi terpisah, juru bicara KPK Febri Diansyah membenarkan adanya permintaan keterangan oleh pihaknya kepada Deisti. Menurut dia, permintaan keterangan terhadap Deisti merupakan pengembangan dari kasus e-KTP.
"Iya, pengembangan," kata Febri saat dikonfirmasi.
Terkait kasus e-KTP, KPK sudah menjerat 8 orang sebagai tersangka. Mereka adalah empat orang dari pihak swasta yakni Andi Narogong, Anang Sugiana Sudihardjo, Made Oka Masagung, dan Irvanto Hendra Pambudi; dua orang dari pihak DPR, yakni Setya Novanto dan Markus Nari; serta dua orang lainnya dari pihak Kementerian Dalam Negeri, Irman dan Sugiharto.
ADVERTISEMENT
Tiga di antaranya bahkan sudah berkekuatan hukum tetap dan sedang menjalani penahanan di Lapas Sukamiskin. Ketiganya ialah, Irman, Sugiharto, dan Setnov.
Ketua KPK Agus Rahardjo sebelumnya mengisyaratkan pihaknya tidak menutup kemungkinan menambah tersangka dalam kasus ini. "Nah Anda melihat di eksekutif baru dua, kemungkinan berkembang itu sangat mungkin," kata dia.