news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KPK Usut Kaitan Suap Bupati Buton dengan Pencalonan Ayahnya di Pilgub

24 Mei 2018 22:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Basaria Pandjaitan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Basaria Pandjaitan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
KPK menyita uang Rp 409 juta dalam penangkapan Bupati Buton Selatan Agus Faisal Hidayat. Selain itu, KPK juga menyita sejumlah barang bukti lainnya yang diduga terkait perkara ini. Salah satunya adalah alat kampanye calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra).
ADVERTISEMENT
Ketika melakukan OTT, KPK juga mengamankan tiga orang konsultan politik yang sedang bersama dengan Agus. Namun ketiganya saat ini hanya berstatus sebagai saksi saja.
Ayah Agus diketahui adalah Sjafei Kahar yang merupakan mantan Bupati Buton. Saat ini, Sjafei sedang maju sebagai calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara berpasangan dengan Rusda Mahmud.
Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan tidak menampik ada informasi soal kaitan adanya konsultan politik itu dengan proses pilkada yang sedang dijalani Sjafei.
"Konsultan politik itu memang ada, kebetulan salah satu Cawagub Sultra itu ayah dari bupati, jadi memang ditemukan ada beberapa alat kampanye, kami ambil contohnya. Kebetulan dana tersebut juga ditemukan di tempat yang namanya salah satu konsultan politik tersebut, di tempatnya S," kata Basaria dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (24/5).
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Basaria mengaku belum bisa memastikan apakah ada keterkaitan antara suap yang diterima Agus dengan kepentingan ayahnya dalam pilkada. Menurut Basaria, hal tersebut sedang didalami oleh penyidik.
"Kami belum sampai ke sana, apakah uang tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan cawagub yang kebetulan ayah bupati. Nanti masih dalam proses mungkin 2-3 hari ini bisa nanti diinformasikan lagi," kata dia.
Basaria menyebut bahwa kasus ini bisa saja identik dengan kasus dugaan suap yang menjerat Adriatma Dwi Putra selaku Wali Kota Kendari. Dalam kasus itu, Adriatma diduga menerima suap miliaran rupiah dari kontraktor.
Uang suap itu diduga akan digunakan untuk kepentingan kampanye ayah Adriatma yang bernama Asrun. Asrun adalah mantan Wali Kota Kendari yang mencalonkan diri sebagai Gubernur Sultra.
ADVERTISEMENT
"Bisa saja (identik dengan kasus Wali Kota Kendari), tapi belum bisa menyatakan ia terkait atau tidak, masih dalam proses. Kemungkinan itu bisa ya, tapi masih persepsi. Belum ada pembuktian yang menyatakan dana tersebut diberikan pada ayahnya," kata Basaria.