KPPU Menduga Industri Beras Dikuasai Pemain Besar

25 Juli 2017 21:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPPU Syarkawi Ra'uf di Kantor KPPU. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPPU Syarkawi Ra'uf di Kantor KPPU. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga tingginya harga beras di Indonesia saat ini karena adanya kecurangan dan penguasaan industri beras. Selain itu, rantai distribusi yang panjang juga membuat harga beras mahal di pasaran.
ADVERTISEMENT
"KPPU melihat ada dugaan penguasaan pasar dengan indikasi gap harga tinggi. Karena industri beras kita ini dicirikan oleh rantai distribusi yang panjang, jadi dari hulu sampai ke hilir itu lumayan panjang," kata Ketua KPPU, Syarkawi Ra'uf, di Kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
Syarkawi mencontohkan petani selama ini menjual berasnya terlebih dahulu ke pengepul. Pengepul kemudian ke penggilingan, lalu ke pedagang besar. Tak berhenti di situ, dari pedagang besar beras dijual ke agen, lalu ke retailer, dan terakhir ke konsumen. Hal inilah yang menyebabkan adanya margin yang cukup besar.
"Ini juga yang ujung-ujungnya menyebabkan gap antara harga di tingkat petani dan harga di tingkat konsumen menjadi lebih tinggi. Jadi kalau masing-masing rantai distribusi ada margin, maka tingkat harga di end user pasti tinggi," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Syarkawi, jika produsen yang memiliki harga pasar yang paling tinggi maka akan menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat. Syarkawi mengaku, saat ini pihaknya tengah menyelidiki terkait penyalahgunaan posisi pasar.
"Kita akan melakukan penelitian terkait adanya penyalahgunaan posisi di pasar. Kemudian apakah ada praktek kecurangan dalam menentukan biaya produksi yang menyebabkan persaingan usaha tidak sehat," katanya.