news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

KPU: Hacker Tak Bisa Ubah Hasil Perhitungan Suara Pemilu

14 Maret 2019 19:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU Arief Budiman di Kantor Kemenkopolhukam. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU Arief Budiman di Kantor Kemenkopolhukam. Foto: Maulana Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman tidak menampik adanya upaya peretasan terhadap situs KPU. Namun, dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
Peretasan yang dilakukan terhadap situs KPU hanya akan mengganti tampilan antarmukanya saja. Ulah orang tidak bertanggung jawab itu dipastikan tidak mempengaruhi hasil perhitungan suara.
"Yang harus masyarakat tahu adalah hasil pemilu ditetapkan berdasarkan berita acara manual yang dilakukan secara berjenjang. Mulai dari TPS, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai di rekap tingkat nasional," ujar Arief usai menghadiri rapat koordinasi di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Ia menegaskan, sekalipun sistem IT KPU mengalami gangguan atau bahkan dimatikan, perhitungan suara pemilu tetap bisa dilakukan. KPU tidak menggunakan IT untuk menghitung atau menyimpan hasil rekapitulasi suara pemilu.
Penggunaan IT hanya untuk menampilkan hasil Pemilu melalui scan C1 (berita acara penghitungan suara di TPS) yang ditunjukkan KPU di website. Scan C1 ini tidak akan menjadi rujukan resmi KPU.
ADVERTISEMENT
"Terus untuk apa KPU menggunakan Teknologi Informasi untuk pemilu? Untuk memberitahukan proses dan hasil secara cepat kepada masyarakat. Jadi itu hanya sebagai sarana bagian dari prinsip yang selalu kita kembangkan, transparansi, orang (jadi) tahu semua," jelasnya.
Menurut Arief, yang bisa dilakukan oleh para hacker adalah melakukan disinformasi dalam penyebaran perhitungan suara. Akibatnya, lanjut Arief, informasi yang diterima masyarakat menjadi kacau.
"Misalkan si A dapat 10 persen, si B dapat 20 persen, ini kan masih perhitungan nih, karena si B dapat lebih besar, dicapture sama pendukungnya, disebar, padahal ini kan masih berjalan. Lalu datang si A menang, dicapture lagi, disebarin. Itu kan mengacau informasi yang diterima masyarakat," tutur Arief.
Secara keseluruhan, Arief memastikan hingga saat ini situs dan data KPU masih aman dari serangan hacker.
ADVERTISEMENT
"Sampai hari ini bisa kita selesaikan semua. Ada yang sekedar defacing saja, ada yang sampai mencoba masuk ke sistem kita, tapi bisa kita selesaikan," tutup Arief.