KPU Jelaskan Penyebab 17,5 Juta Pemilih di DPT Dianggap BPN Tak Wajar

11 Maret 2019 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisioner KPU Viryan Azis, saat ditemui di Rapat Koordinasi dan Rekapitulasi DPTb. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisioner KPU Viryan Azis, saat ditemui di Rapat Koordinasi dan Rekapitulasi DPTb. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KPU menanggapi temuan ada 17,5 data Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dianggap tidak wajar oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Temuan banyaknya pemilih yang lahir dalam jumlah besar pada 1 Juni, 31 Desember, dan 1 Januari, belum bisa dipastikan sebagai kesalahan data.
ADVERTISEMENT
Komisioner KPU Viryan Azis menyatakan, ada beberapa faktor yang membuat banyak pemilih lahir pada tanggal tersebut. Salah satunya adanya penduduk yang tidak tahu tanggal pasti kelahirannya.
"Misal ada pemilih yang tidak ingat tanggal lahirnya berapa, bulan berapa, hal-hal yang sifatnya data seperti itu kemudian disamakan tanggal lahirnya ada yang tanggal 1 Juli, tanggal 31 Desember dan 1 Januari dan ini bukan hanya sekarang, pemilu sebelumnya sudah ada seperti ini, Pemilu 2014 juga seperti itu," kata Viryan Azis di Kantor KPU Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/3).
Temuan BPN, disebut Viryan, sudah pernah mereka dikonfirmasi ke Ditjen Dukcapil Kemendagri. Pemeriksaan jumlah pemilih yang tanggal lahirnya sama ini berlangsung bersamaan saat ada temuan WNA masuk dalam DPT.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah jelaskan data tersebut kami sudah koordinasi dengan Dukcapil. Minggu lalu hari Jumat saya datang ke Dukcapil konfirmasi beberapa hal utama soal WNA yang masuk DPT termasuk mengonfirmasi data dengan tanggal lahir tersebut," ucap Viryan.
Kendati demikian, KPU bakal memeriksa ulang data dari BPN. Pemeriksaan ulang yang nantinya akan menunjukkan ada atau tidaknya masalah dari DPT tersebut.
"Dari 17,5 juta, ini bukan data invalid tapi yang menurut pandangan BPN 02 perlu dikonfirmasi. Jadi hasil konfirmasinya adalah 17,5 juta itu pemilih yang terkonsentrasi tanggal bulan lahirnya ke tiga kelompok," kata Viryan Azis.
Laporan kecurigaan adanya DPT ganda yang jumlahnya mencapai 17,5 juta dilaporkan BPN sejak Desember 2018 secara lisan. Namun, pelaporan resminya baru dilakukan pada hari ini, Senin (11/3).
ADVERTISEMENT
BPN merasa jumlah pemilih yang lahir pada tanggal tertentu dalam DPT terlalu banyak. Jumlah itu mereka curigai sebagai pemilih ganda.
"Ada 9,8 juta di bulan Juli, 2,8 juta di bulan Desember dan 3,3 juta di bulan Januari. totalnya 17 juta sekian. Pada hari-hari lain rata-rata yang lahir 520 ribu orang ya. Terus tiba-tiba lahir 1 Juli ada 9,8 juta orang, kemudian 2 juli 520 ribu orang dan ini kan kita anggap enggak wajar," kata Direktur Media dan Komunikasi BPN Hashim Djodjohadikusumo di Kantor KPU.
Selain itu ada juga data janggal lainnya seperti pemilih yang berumur di atas 90 tahun mencapai 300 ribu orang hingga pemilih di bawah 17 tahun sebanyak 20.475 orang. Kemudian ada juga kesalahan dalan Kartu Keluarga di Kabupaten Banyuwangi ada sekitar 400 nama dalam satu kartu keluarga.
ADVERTISEMENT