KPU soal Pertanyaan Dibocorkan: Debat Sontoloyo Boyolali Tak Penting

7 Januari 2019 14:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota KPU Pramono Ubaid Tanthowi (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anggota KPU Pramono Ubaid Tanthowi (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemberian pertanyaan kepada capres-cawapres seminggu sebelum debat berlangsung, menuai pro-kontra. Anggota KPU Pramono Ubaid Tanthowi membeberkan alasan mengapa pihaknya menerapkan metode tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Pramono, pemberian soal dilakukan supaya gagasan oleh masing-masing kandidat bisa lebih diuraikan dengan jelas dan utuh terkait visi dan misi yang disiapkan jika memimpin Indonesia 5 tahun mendatang.
“Sebenarnya yang kita inginkan dari metode debat KPU sekarang ini adalah mengeksplorasi gagasan visi misi itu, kita ingin mengarahkan diskusi publik kita itu lebih mengarah diskusi soal substansi program atau isi,” kata Pramono di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (7/1).
“Jadi bukan lagi soal sontoloyo, genderuwo, wajah Boyolali, dan seterusnya. Itu enggak penting,” sambungnya lagi.
Dengan memberikan bocoran pertanyaan, Pramono berharap masing-masing paslon memiliki waktu untuk mempersiapkan diri beserta data-data pendukung dengan sebaik-baiknya. Itu lebih diharapkan dibandingkan sekadar gimmick.
“Kadang-kadang sifatnya spontan itu nanti kehilangan substansinya dan lebih banyak artificialnya. Kemudian biasanya tidak didukung data-data dan angka-angka elaboratif, padahal itu yang sebenarnya dibutuhkan publik kita untuk menilai visi misi paslon mana yang lebih baik” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pramono juga menekankan keputusan itu diusulkan dan disetujui timses paslon 01 dan 02. Jadi bukan keputusan KPU sepihak. “Sebenarnya kesepahaman untuk itu kan sudah diambil bukan dari rapat hari Jumat. Tapi sudah di rapat sebelumnya,” terang Pramono.
Menurut Pramono, pro kontra metode debat yang saat ini memanas disebabkan karena minimnya sosialisasi antara perwakilan timses yang hadir dalam rapat dengan koalisi masing-masing.
"Itu jadi tanggung jawab masing-masing tim kampanye yg menghadiri rapat, karena merereka datang dalam rapat itu menggunakan atau mendapat mandat resmi dari paslon,” tegasnya.