KPU Ungkap Adanya Serangan Hacker dari China dan Rusia

13 Maret 2019 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019 yang digelar KPU di halaman Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019 yang digelar KPU di halaman Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/3). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebulan jelang pemungutan suara pada 17 April 2019, KPU mengungkap adanya upaya peretasan pada data KPU. Kali ini hacker (peretas) berasal dari luar negeri, di antaranya China dan Rusia.
ADVERTISEMENT
"Enggak hanya mereka (China dan Rusia) semua, banyak. Saya enggak begitu hapal IP address dari mana saja, tapi ada beberapa," ucap komisioner KPU Evi Novida Ginting kepada kumparan, Rabu (13/2).
Evi tak merinci serangan itu menyasar apa saja, karena ada juga yang sifatnya hanya mengubah tampilan (deface), seperti yang pernah terjadi pada website milik Bawaslu.
"Nah, itu macam-macam (serangannya), ada yang deface saja, ya macam-macam yang diserang itu," tuturnya.
Petugas menutup lubang jendela gedung menjadi kedap cahaya sebelum proses fumigasi di gudang penyimpanan KPU Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (27/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Soal serangan yang kemungkinan diduga punya motif mengubah hasil Pemilu, Evi menegaskan KPU tidak merujuk hasil Pemilu berdasarkan data IT.
KPU sesuai perintah UU Pemilu, menghitung dan menetapkan hasil Pemilu berdasarkan rekapitulasi manual berjenjang dari TPS hingga pusat. Hasil yang ditampilkan di website hanyalah scan C1 yang tidak akan menjadi rujukan resmi.
Hasil real count sementara berdasarkan scan C1. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Kita tidak menggunakan IT untuk mengolah atau melakukan penghitungan, kan bukan data itu. Kita enggak menggunakan IT, kita manual dalam penghitungan suara," paparnya.
ADVERTISEMENT
Evi memastikan upaya serangan pada data KPU bisa dicegah dan tak mengganggu Pemilu 2019. "Tetap bisa kita amankan ya," tegasnya.
Ketua KPU Arief Budiman saat dikonfirmasi terpisah, tak membantah adanya serangan pada data KPU dari beberapa negara, namun dia belum mau merinci.
"Nanti saya akan jelaskan secara rinci," ucap Arief.