Krisis Kertas, Halaman Koran di Kuba Terpaksa Dikurangi

5 April 2019 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koran Granma di Kuba Foto: AFP/Yamil Lage
zoom-in-whitePerbesar
Koran Granma di Kuba Foto: AFP/Yamil Lage
ADVERTISEMENT
Senja kala media cetak datang dengan cara berbeda di Kuba. Bukan, bukan karena kalah dengan pesatnya media digital, melainkan karena koran-koran di negara itu kekurangan kertas.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Kamis (4/4), krisis kertas di Kuba berimbas pada dikuranginya halaman enam koran milik pemerintah. Bahkan ada koran yang berhenti cetak lantaran tidak ada bahan baku.
Salah satunya adalah koran Granma milik Partai Komunis Kuba yang terpaksa mengurangi jumlah halaman hingga setengahnya, dari 16 jadi hanya 8 mulai Jumat (5/4). Koran Liga Pemuda Komunis, Juventud Rebelde, menyatakan akan menghentikan sirkulasi pada Sabtu mendatang.
Dalam pengumumannya, koran Granma mengatakan pengurangan halaman dilakukan karena "sulitnya ketersediaan kertas koran di negara ini" tanpa menjabarkan lebih lanjut.
Koran Granma di Kuba Foto: AFP/STR
Beberapa tahun terakhir ini Kuba memang mengimpor kertas koran dari China. Namun karena krisis ekonomi, beberapa produk impor terpaksa dipangkas, salah satunya kertas koran.
Peristiwa serupa pernah terjadi pada 1991 pasca runtuhnya Uni Soviet. Ketika itu, Fidel Castro memangkas halaman koran demi berhemat di tengah krisis ekonomi.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari setelah kebijakan Castro tersebut, pemerintah Havana mengumumkan pembatasan pembelian bahan bakar dan bahan pokok lainnya. Peristiwa ini dikenal dengan "periode khusus".
Koran Granma di Kuba Foto: AFP/Yamil Lage
Walau belum separah tahun 1990-an, kondisi Kuba saat ini tidak bisa dibilang baik. Beberapa bahan makanan pokok mulai langka di pasaran, seperti minyak, daging ayam, telur, dan tepung. Nilai mata uang anjlok.
Sejak tiga tahun lalu Kuba telah menerapkan langkah penghematan akibat rendahnya ekspor dan bantuan dari Venezuela yang tak kunjung cair. Saat ini Venezuela tengah kewalahan menghadapi krisisnya sendiri.
Ditambah lagi ancaman diperketatnya embargo perdagangan ke Kuba oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sudah enam dekade AS menerapkan embargo terhadap Kuba yang dijuluki "troika tirani" bersama dengan Venezuela dan Nikaragua.
ADVERTISEMENT