Kritik Gatot Nurmantyo ke Pemerintahan Jokowi

26 April 2018 7:17 WIB
Gatot Nurmantyo (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Gatot Nurmantyo (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sejak resmi pensiun dari TNI, mantan panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo bertekad maju sebagai calon presiden di pemilu 2019. Berbagai upaya sedang ia lakukan. Mulai dari mendekati partai-partai politik, mengorganisir relawan, hingga bermanuver di media massa. Salah satu upaya yang paling kentara ia lakukan adalah mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Kritik-kritik yang ia lontarkan meliputi berbagai bidang, seperti mengenai kebijakan tenaga kerja asing, hingga pengelolaan sumber daya dan kekayaan negara.
1. Tenaga Kerja Asing (TKA)
Buruh Indonesia. (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh Indonesia. (Foto: Flickr)
Terkait kebijakan izin tenaga kerja asing. Gatot mengatakan, semestinya Presiden Jokowi lebih memikirkan kondisi di tanah air. Karena tidak dapat dipungkiri, masih banyak masyarakat di Indonesia yang menjadi pengangguran.
Dengan demikian, ia menyarankan agar ada evaluasi untuk membatasi banjirnya tenaga kerja asing di Indonesia.
"Begini, kalau keputusan presiden itu semua jenis tenaga kerja, sedangkan kita masih banyak pengangguran. Perlu dievaluasi, tetap ada pembatasan-pembatasan yang atas segala macam saya pikir tidak masalah," beber Gatot di Perpusnas, Jakarta, Rabu (25/4).
2. Pengelolaan Sumber Daya dan Kekayaan Negara
Lahan pertanian (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Lahan pertanian (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Gatot juga mengkritik pemerintah yang dinilai belum mampu mengelola dan memanfaatkan potensi kekayaan negara, baik itu berupa sumber daya alam, maupun sumber daya lain, seperti pertanian
ADVERTISEMENT
Menurutnya, secara geografis, laut Indonesia menjadi jalur perdagangan dunia. Ia menegaskan, pengembangan kekayaan Indonesia harus dibarengi dengan rasa optimistisme.
“Kita harus optimistis, mengapa optimistis, prediksi tahun 2050 GDP Indonesia menempati peringkat 4 di dunia," katanya.
Selain sumber daya alam, Indonesia juga punya tanah yang subur. Tetapi, Gatot mempertanyakan pemanfaatan lahan-lahan tersebut, karena menurutnya, masih banyak lahan yang terbengkalai.
“Kita berada di ekuator, maka kita mempunyai vegetasi sepanjang tahun bisa bercocok tanam sepanjang tahun. Tapi anehnya daerah Sentul, Bekasi sana lihat tanah kosong kok kita enggak sedih. Harusnya kita sedih ini tanah kosong kenapa enggak kita tanamin,” jelas Gatot
3. Peringatan Indonesia Bubar
P. W. Singer dan novel Ghost Fleet (Foto: tangofuture.com)
zoom-in-whitePerbesar
P. W. Singer dan novel Ghost Fleet (Foto: tangofuture.com)
Gatot Nurmantyo sempat menyinggung soal Indonesia bubar tahun 2030 saat menjadi pembicara di dialog Urun Rembuk Kebangsaan. Dalam kesempatan itu, Gatot mengutip novel Ghost Fleet karangan P.W. Singer dan August Cole yang juga pernah dikutip oleh Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Menurut Gatot, Indonesia merupakan negara kaya sumber daya, karena berada di garis ekuator. Karena kekayaan ini, lanjutnya, Indonesia bisa diserbu bangsa lain.
“Dari sini kita harusnya tetap waspada. Mengapa waspada? August Cole mengatakan tahun 2030 Indonesia sudah tidak ada lagi. 2030 Indonesia tidak ada lagi,” ucap Gatot di Perpusnas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (25/4).
"Saya tadi ditanya oleh wartawan, 'apakah bisa?' ya bisa saja, kita kaya, satpamnya tidur. Semuanya tidur dirampok untuk menghilangkan jejaknya, dibakar rumahnya ya ilang. Wong kita kaya," sambungnya.
Meski begitu, Gatot menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam keadaan baik. Sehingga wacana soal Indonesia bubar harusnya hanya menjadi peringatan.