Kronologi Polisi Tembak Istri hingga Tewas di Sumut

6 Oktober 2019 20:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah polisi yang tembak istrinya lalu bunuh diri di Serdang Bedagal, Sumut. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rumah polisi yang tembak istrinya lalu bunuh diri di Serdang Bedagal, Sumut. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga Serdang Bedagai, Sumatera Utara, digegerkan dengan insiden penembakan yang dilakukan personel Satnarkoba Polres Serdang Bedagai (Serge), Aiptu Pariadi, kepada istrinya. Pariadi diduga membunuh istrinya dengan pistol lalu memutuskan bunuh diri usai membunuh.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi di rumah mereka, Dusun VI, Desa Lidah Tanah, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu (5/10).
Berikut kronologi pembunuhan hingga prosesi pemakaman.
Aiptu Pariadi dan istri Fitri Ramadhani. Foto: Dok. Pribadi
Pukul 23.00 WIB
Aiptu Pariadi diduga menembak istrinya di bagian kepala sebanyak dua kali. Setelah itu, Pariadi memutuskan untuk menembakkan pistol ke kepalanya sendiri.
Kejadian itu didengar langsung oleh Supianto, kerabat Pariadi yang rumahnya bersebelahan dengan Pariadi.
"Ledakan tiga kali, duar, duar, duar," ujar Supianto kepada kumparan, Minggu (6/10).
Suasana dirumah duka Aiptu Pariadi di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Pukul 23.02 WIB
Kedua anak mereka, F (16) dan S (9), yang sedang tidur, langsung terbangun.
"Mereka berteriak 'Bapak, Mamak', sambil menangis, lalu mereka memanggil kakeknya, Pairan (70), ayah dari Pariadi, yang rumahnya tidak jauh dari rumah Pariadi. Begitu masuk rumah Pariadi, Pairan mengucap istigfar," ujar Supianto.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Pairan menghubungi Aiptu Heri Siswanto, menantunya yang bekerja di Polsek Perbaungan, serta Yudha, anak sulung Pariadi dan Fitri.
"Sampainya di rumah, mereka berteriak 'astagfirullah mengapa bisa terjadi," ujar Supianto.
Pukul 23.30 WIB
Personel kepolisian datang ke TKP dan mengidentifikasi jenazah. Tak lama berselang, Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu, juga turun ke lokasi.
Minggu (6/10) pukul 01.30 WIB
Polisi membawa jenazah sepasang suami istri tersebut ke rumah sakit terdekat untuk diautopsi.
"Pada saat kejadian, jenazahnya diangkat, saya melihat tubuh Adi (Pariadi) bersimbah darah," ujar Supianto.
Pada saat bersamaan, AKBP Juliarman mengatakan, kedua korban mengalami luka tembak di bagian kepala.
"Jadi keduanya tewas dengan luka tembak di kepala. Anak korban ini ada tiga sebenarnya, tapi yang di rumah ada dua orang, yang satu lagi sedang di luar rumah. Ini kita bawa ke (RS) Sultan Sulaiman untuk autopsi," kata Juliarman.
ADVERTISEMENT
Mengenai motif pembunuhan, hingga kini polisi masih terus melakukan penyelidikan. Untuk dugaan awal, peritiwa terjadi karena adanya cekcok rumah tangga.
"Kata anaknya mereka tidak saling komunikasi. Kita masih menunggu hasil visum ini. Dari kasat mata ada tiga luka di kepala. Artinya memang ada tiga kali letusan senjata api," ucap Juliarman.
Pukul 14.30 WIB
Usai menjalani proses autopsi, jenazah tiba di rumah duka. Suasana haru hingga sesak tangis seketika pecah saat menyambut jenazah turun dari mobil ambulans.
Jenazah Pariadi dan Fitri disalatkan di Masjid Nurul Ikhwan yang berada sekitar 50 meter dari rumahnya, usai disalatkan jenazah dimakamkan di Pemakaman Umum Naga Kisar.
------------------------------------------
Anda bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri anda sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan LSM Jangan Bunuh Diri via email [email protected] dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.