news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kronologi Serangan AS dan Keoknya Sistem Pertahanan Rudal Suriah

15 April 2018 11:37 WIB
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: Lt. j.g. Matthew Daniels/U.S. Navy via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: Lt. j.g. Matthew Daniels/U.S. Navy via AP)
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis menembak Suriah dengan rudal-rudal, mengincar pangkalan militer dan fasilitas senjata kimia pada Sabtu (14/4). Tidak kurang dari 100 rudal ditembakkan ke sekitar Damaskus dan Homs. Suriah mengklaim berhasil menghancurkan 70 rudal di udara. AS membantahnya, mengatakan sistem pertahanan rudal Suriah keok menghadapi hujan rudal.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan resmi Amerika Serikat yang dikutip Reuters, AS dan dua sekutunya menembakkan 105 rudal pemandu-presisi ke tiga sasaran di Suriah. Tembakan berlangsung secara bertubi-tubi, kelar hanya dalam hitungan menit. Serangan ini adalah buntut dari kemarahan dunia atas serangan senjata kimia rezim Bashar al-Assad di kota Douma, Ghouta.
Mengutip Sputnik, serangan dilancarkan sekitar pukul 4.00 pagi waktu Suriah. Rudal ditembakkan dari kapal-kapal perang AS di Laut Merah dan pesawat pengebom B-1B, jet tempur F-15 dan F-16. Tembakan ini mengarah ke Damaskus, pangkalan militer di luar ibu kota, dan gudang senjata kimia dekat Homs.
Rudal Tomahawk. (Foto: wikimedia commons)
zoom-in-whitePerbesar
Rudal Tomahawk. (Foto: wikimedia commons)
Pengebom B-1B milik AS digunakan untuk menembakkan rudal jelajah JASSM dengan hulu ledak berbobot 450 kg dan jarak tembak mencapai 370 km. Sementara dari kapal perang, AS menembakkan rudal Tomahawk, dengan hulu ledak seberat 450 kg dan jarak tembak hingga 1.300 km.
ADVERTISEMENT
Inggris menimpalinya dengan menembakkan rudal Storm Shadow yang bisa mencapai target hingga 400 km dari empat jet tempur Tornado GR4. Serangan Inggris ini mengincar fasilitas senjata kimia di Homs.
Sementara Prancis mengerahkan kapal fregat Aquitaine untuk menembakkan rudal jelajah serangan darat SCALP, dan jet tempur Rafale yang menembak rudal jelajah Apache.
Kapal Fregat Aquitaine (Foto: AFP/Fred TANNEAU)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Fregat Aquitaine (Foto: AFP/Fred TANNEAU)
Diintersepsi?
Rusia melalui Sputnik, media milik pemerintah Kremlin mengatakan 70 persen serangan rudal tersebut berhasil diintersepsi oleh sistem pertahanan rudal Suriah.
Serangan-serangan rudal-rudal canggih milik AS, Inggris, dan Prancis itu, tulis Sputnik, dicegat bukan oleh sistem pertahanan rudal tercanggih, melainkan oleh sistem pertahanan Buk, S-125, dan rudal S-200 yang usianya sudah puluhan tahun, telah dioperasikan sejak zaman Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
Sistem pertahanan rudal paling canggih dan terkini Suriah, yaitu Pantsir-S1 yang dibeli dari Rusia, dilaporkan tidak perlu turun tangan.
Sistem pertahanan rudal S-200 (Foto: AFP/VLADIMIR NOVIKOV )
zoom-in-whitePerbesar
Sistem pertahanan rudal S-200 (Foto: AFP/VLADIMIR NOVIKOV )
"Walau militer Suriah punya pertahanan udara canggih, termasuk Pantsir-S1 yang dikombinasikan dengan rudal jarak pendek hingga menengah (SAM) dan sistem artileri anti-jet tempur, serangan rudal jelajah kebanyakan ditangkis oleh perangkat berusia 30-an tahun yang telah diperbarui," tulis Sputnik.
Dikutip dari The Guardian, Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi dari angkatan bersenjata Rusia mengatakan serangan AS dan sekutunya hanya menimbulkan sedikit sekali kerusakan di Suriah. Hal ini, kata Kremlin, berkat peningkatkan kekuatan udara Suriah atas bimbingan Rusia dalam 18 bulan terakhir.
AS Membantah
AS membantah klaim Rusia yang mengatakan sebagian besar serangan berhasil ditangkis. Menurut Kepala Staf Gabungan Militer AS, Letjen Marinir Kenneth McKenzie, sistem pertahanan Suriah tidak efektif menangkis serangan rudal tiga negara yang datang bersamaan dan bertubi-tubi dari segala arah. Semua rudal AS, kata dia, meledakkan target tepat sasaran tanpa kendala yang berarti.
ADVERTISEMENT
Rusia, kata McKenzie, juga tidak andil dalam membantu Suriah menangkis serangan rudal tersebut. Rudal-rudal pertahanan Suriah selalu meleset mengintersepsi serangan AS. Tidak hanya itu, McKenzie mengatakan, pertahanan Suriah terus menembakkan rudal ke langit kendati serangan tiga negara telah kelar.
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: AP Photo/Hassan Ammar)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: AP Photo/Hassan Ammar)
Menurut McKenzie, Suriah menembakkan lebih dari 40 rudal intersepsi ke udara, tapi gagal. Dia menduga, beberapa rudal itu kemungkinan jatuh kembali ke darat dan mengenai warga sipil.
"Ketika besi ditembakkan ke udara tanpa panduan, pasti akan kembali jatuh lagi ke tanah," kata McKenzie, seperti dikutip dari Reuters.
Juru bicara Pentagon, Dana White, mengatakan Rusia coba menimbulkan kebingungan dan mempropaganda dengan memberitakan laporan palsu soal kegagalan serangan tersebut.
"Kampanye disinformasi Rusia telah dimulai. Ada peningkatan troll Rusia hingga 2.000 persen (di media sosial) dalam 24 jam terakhir," kata White.
ADVERTISEMENT
Target utama dalam serangan itu adalah Pusat Pengembangan dan Riset Barza di Damaskus, yang menurut McKenzie adalah "salah satu daerah yang wilayah udaranya paling terlindungi di dunia". Barza hancur setelah dihajar 57 rudal Tomahawk dan 19 rudal udara-ke-darat.
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: Lt. j.g. Matthew Daniels/U.S. Navy via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: Lt. j.g. Matthew Daniels/U.S. Navy via AP)
Menampik pernyataan Rudskoi, McKenzie mengatakan kehancuran yang dialami Suriah sangat besar. Walau masih ada infrastruktur senjata kimia Suriah yang tersisa, tapi jumlahnya sedikit sekali dan perlu waktu bertahun-tahun untuk memulihkannya.
"Masih ada sisa-sisa program Suriah di sana. Saya tidak mengatakan mereka tidak akan mampu melakukan serangan kimia di masa mendatang. Tapi saya menduga, butuh waktu yang lama dan akan sulit," ujar McKenzie.