Kwik Kian Gie Jadi Penasihat Ekonomi Prabowo: Saya Masih Kader PDIP

17 September 2018 22:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kwik Kian Gie (Foto: Rivan Lingga/ Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Kwik Kian Gie (Foto: Rivan Lingga/ Antara)
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Koordinator Ekonomi periode 1999-2000 Kwik Kian Gie bertemu dengan bakal calon presiden Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/9). Dari pertemuan itu, Kwik Kian Gie bersedia menjadi tim penasihat ekonomi pasangan capres-cawapres, Prabowo-Sandi. Kwik menceritakan hasil pertemuannya dengan Prabowo.
ADVERTISEMENT
Meski menjadi bagian dari tim penasihat ekonomi Prabowo-Sandi, Kwik mengaku masih menjadi kader PDIP. Menurutnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak menegurnya masuk ke dalam timses Prabowo-Sandi.
"Saya masih kader PDIP, sampai saat ini Ibu Megawati sama sekali tidak menegur saya," kata Kwik usai bertemu Prabowo.
Menjadi penasihat, ternyata Kwik tidak masuk ke dalam struktur timses. Menurut dia, tim penasihat hanya sebatas memberi masukan.
"Kami bertukar pikiran itu kan berarti saya memberi nasihat. Diterima atau tidak diterima itu urusan dalam proses. Tapi saya juga diberi nasihat oleh pikiran saya, jadi kita jangan menanggap maksudnya struktur, nasihat, tidak begitu," tuturnya.
Selain itu, Kwik sudah mempersiapkan gagasannya untuk pasangan capres-cawapres ini. Kwik mengatakan, pada tahun 2004 ia telah menulis buku yang berjudul 'Platform Presiden'.
ADVERTISEMENT
Kwik berharap, buku tersebut dapat menjadi pedoman bagi presiden terpilih pada Pilpres 2004 lalu, namun nyatanya tak ada satu orang pun yang menyinggung buku ciptaannyan itu. Hingga pada tahun 2009, Kwik kembali menulis buku yang merupakan perbaruan dari buku sebelumnya, namun tetap tak ada respon dari semua pihak.
“Kemudian tahun 2009 saya menulis lagi, bukunya masih ada semua. Jadi kalau Anda berminat masih ada semua. (Tetap) tidak ada respons sama sekali, tahun 2014 saya ingin memperbaharui menyesuaikan dengan keadaan, tapi ketika saya baca yang tahun 2009 itu masih relevan,” ungkap Kwik.
Kwik juga bercerita awalnya ia menjadi tim penasihat ekonomi Prabowo. Jelang Pilpres 2019, ia diajak Prabowo untuk berdiskusi menghadirkan solusi dari kesulitan ekonomi Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
“(Untuk pilpres) 2019 saya baru berpikir baru coret-coret catatan untuk menyesuaikan (buku sebelumnya), saya dipanggil oleh Pak Prabowo. Ternyata Pak Prabowo mempunyai perhatian yang begitu besar dan intensif, dibaca satu persatu kuning-kuning ini saya diajak diskusi,” ungkapnya.
Kwik lantas menerima tawaran Prabowo untuk menjadi salah satu tim penasihat ekonomi. Di sisi lain, Kwik juga merasa memiliki hubungan dekat dengan Prabowo, karena ayahanda Prabowo, yakni Sumitro Djojohadikusumo merupakan salah satu sahabatnya, sama-sama lulusan dari Rotterdam.
“Nah sekarang karena calon presiden ketika diskusi itu Pak Prabowo tanya, bagaimana kalau jadi penasihat saja, supaya bisa teratur berdiskusi dengan yang lain-lain, ya sangat setuju. Jelas setuju,” tegas Kwik.
Kwik menambahkan, diskusi-diskusi dengan Prabowo-Sandi salah satunya membahas terkait mengatasi permasalahan ekonomi. Seperti meroketnya nilai tukar rupiah saat ini.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana mengatasi deindustrialisasi, mengatasi ekspor yang lebih kecil dari pada impor sampai rupiah terpuruk seperti ini. Jadi semunya urusan ini yang dengan sendirinya harus menjadi perhatian dari capres yang lain, Pak Jokowi,” tutupnya.