Laku di China, Mungkinkah Konsep Bike-sharing Diterapkan di Jakarta?

13 Agustus 2018 0:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Parkiran sepeda mobike di Beijing, China (Foto: Rachmadin Ismail)
zoom-in-whitePerbesar
Parkiran sepeda mobike di Beijing, China (Foto: Rachmadin Ismail)
ADVERTISEMENT
Di China, orang sudah berlalu lalang menggunakan sepeda. Bukan sepeda sendiri, tapi sepeda berbagi. Cukup download aplikasinya, lalu bayar sejumlah uang, scan QR code di sepeda, lalu berkendara dan simpan sepedanya di mana saja setelah selesai digunakan. Kira-kira, mungkinkah itu diterapkan di Jakarta?
ADVERTISEMENT
kumparan bersama rombongan delegasi jurnalis Asia Tenggara dan Asia Selatan atas undangan Kementerian Luar Negeri China berkunjung ke kantor aplikasi teknologi berbasis bike-sharing di China, mobike. Perusahaan ini adalah salah satu pelopor aplikasi bike-sharing di China yang baru berdiri dua tahun, namun sudah mendunia dan mendapat penghargaan dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai perusahaan Champions of the Earth pada tahun 2017 lalu.
Konsep mobike adalah menawarkan kemudahan bagi masyarakat dalam bersepeda di perkotaan. Sepeda hasil inovasi mereka memiliki sejumlah keunggulan mulai dari sistem keamanan yang membuatnya tidak mudah dicuri, ban yang tidak akan kempis, rangka ringan dan rantai yang tidak akan putus. Sepeda canggih itu kemudian disebar di titik-titik keramaian kota, untuk digunakan oleh masyarakat lewat aplikasi ponsel.
ADVERTISEMENT
Caranya mudah. Anda hanya tinggal download aplikasi mobike, lalu login dengan data diri, menyiapkan sistem pembayaran, lalu me-scan QR code sepeda yang tersedia, kuncinya akan terbuka, dan sepeda bisa dipakai dalam jarak area yang sudah ditentukan. Setelah itu, Anda bisa memarkirkan sepeda di mana pun tujuan Anda, dan menguncinya kembali untuk digunakan oleh orang lain.
Data pengguna mobike di seluruh dunia (Foto: Rachmadin Ismail)
zoom-in-whitePerbesar
Data pengguna mobike di seluruh dunia (Foto: Rachmadin Ismail)
Sistem big data mobike bisa mendeteksi pergerakan Anda saat bersepeda, di mana lokasi parkir, kondisi sepeda, sampai terhubung dengan aparat kepolisian bila terjadi tindak pencurian. Semua terkoneksi lewat teknologi.
“Kami ingin membuat kehidupan di perkotaan lebih sehat dan ramah lingkungan dengan sepeda,” kata Manager Strategi Operasional mobike, Xiao Meilin.
Sepeda mobike di depan kantornya di Beijing, China (Foto: Rachmadin Ismail)
zoom-in-whitePerbesar
Sepeda mobike di depan kantornya di Beijing, China (Foto: Rachmadin Ismail)
mobike mengklaim sudah tersedia di 200 kota di sejumlah negara Asia sampai Eropa. Mereka sudah punya jutaan pengguna dari berbagai usia. Beberapa data mobike kini digunakan sebagai rekomendasi dalam pengambilan kebijakan bersepeda di sebuah kota, termasuk pembuatan jalur sepeda.
ADVERTISEMENT
Ada satu temuan menarik dari tim mobike terkait data pengguna. Ternyata, di Singapura dan sejumlah negara lainnya, pengguna mobike yang paling loyal dan intens dalam bersepeda adalah lansia. Bukan anak-anak muda.
“Para lansia menggunakan sepeda ini benar-benar untuk menjaga kesehatan mereka agar tetap bugar,” kata Meilin lagi.
mobike di Singapura (Foto: Rachmadin Ismail)
zoom-in-whitePerbesar
mobike di Singapura (Foto: Rachmadin Ismail)
Perusahaan teknologi ini akan terus berinovasi dan mengembangkan sayapnya ke berbagai negara. Namun memang ada syaratnya. Pertama, tingkat kepadatan sebuah kota. Kedua, dukungan infrastruktur berupa jalur sepeda. Ketiga, dukungan dari pemerintah setempat.
“Kami akan membuka rute baru apabila pemerintah setempat memberi hak eksklusif kepada kami saja untuk mengembangkan bike-sharing di sana,” kata Meilin.
Mobike bukan satu-satunya perusahaan yang memberi kemudahan bersepeda bagi para pengguna. Di China, ada ofo yang juga bergerak dalam bidang yang sama. Mereka bersaing untuk merebut pasar bike-sharing di sejumlah kota.
Inovasi sepeda mobike mencakup rantai yang tidak putus sampai rangka daur ulang (Foto: Rachmadin Ismail)
zoom-in-whitePerbesar
Inovasi sepeda mobike mencakup rantai yang tidak putus sampai rangka daur ulang (Foto: Rachmadin Ismail)
Bagaimana dengan Indonesia, terutama Jakarta? Sejauh ini belum ada. Namun di Bandung, ada sebuah perusahaan bernama obike yang beroperasi dengan 650 sepeda. Sama sistem kerjanya seperti mobike, hanya bedanya sepeda milik obike tersedia di sejumlah hotel saja.
ADVERTISEMENT
Untuk Jakarta, masih banyak pekerjaan rumah bila merujuk pada syarat yang diajukan mobike. Belum banyak jalur sepeda di jalanan penting ibu kota. Belum lagi persoalan budaya berkendara. Namun yang penting, bagaimana mencegah agar sepeda itu dicuri. Bagaimana menurut Anda? Bisakah kita meniru kota-kota di China?